Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Marco Rubio dan miliarder teknologi Elon Musk, terlibat debat panas dengan Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski di platform media sosial X pada Minggu (9/3/2025).
Perselisihan ini berkaitan dengan penggunaan sistem satelit Starlink milik Musk di Ukraina.
Baca Juga
Dalam balasan terhadap unggahan Musk yang menyinggung tentang mematikan sistem Starlink, Sikorski menyiratkan langkah itu akan membuat mereka mencari pemasok lain.
Advertisement
Rubio dengan cepat membantah klaim bahwa Musk akan mematikan sistem tersebut dan mendesak Sikorski untuk bersyukur.
Ketiganya saling berbalas pesan di platform media sosial X, yang berakhir dengan Musk menyebut Sikorski "small man".
Sistem Starlink merupakan bagian dari misi SpaceX untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil dan kurang terjangkau —seperti zona perang— di seluruh dunia.
Kronologi Debat Panas Musk dan Rubio Vs Sikorski
Pertukaran pendapat pada Minggu dimulai ketika Musk menggunggah bahwa Starlink adalah "tulang punggung tentara Ukraina".
"Seluruh garis depan mereka akan runtuh jika saya mematikannya," tulis Musk.
Sikorski kemudian merespons unggahan Musk dengan menyatakan Polandia yang membayar layanan tersebut.
"Starlink untuk Ukraina dibayar oleh Kementerian Digitalisasi Polandia dengan biaya sekitar USD 50 juta per tahun," tulis Sikorski. "Selain etika mengancam korban agresi, jika SpaceX terbukti sebagai penyedia yang tidak dapat diandalkan, kami akan dipaksa mencari pemasok lain."
Unggahan Sikorski memicu Rubio untuk ikut berkomentar. Dia menulis bahwa menteri luar negeri Polandia hanya mengada-ada.
"Tidak ada yang mengancam akan memutus Ukraina dari Starlink," tulis Rubio.
"Dan ucapkan terima kasih karena tanpa Starlink, Ukraina sudah kalah perang ini sejak lama, dan Rusia akan berada di perbatasan Polandia sekarang," tambahnya.
Musk kemudian merespons unggahannya Sikorski dengan menyebutnya "small man".
"Diamlah, small man. Kamu hanya membayar sebagian kecil dari biayanya. Dan tidak ada pengganti untuk Starlink," tulis Musk.
Terminal Starlink sangat penting untuk operasi militer Ukraina dan telah digunakan sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022.
Ada puluhan ribu terminal di negara itu, termasuk hingga 500 yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan AS pada Juni 2023.
Advertisement
