Ini Reaksi Donald Trump dan Hillary Clinton soal Bom Turki

Ledakan bom Turki yang menewaskan 36 orang dan melukai ratusan lainnya mengundang kecaman dari dua calon kandidat presiden AS.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Jun 2016, 13:34 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2016, 13:34 WIB
20160628-Kepanikan dan Kekacauan Saat Ledakan Bom Turki di Bandara Istanbul-Turki
Beberapa orang tergeletak di trotoar setelah serangan bom di Bandara Atarturk, Istanbul, Turki, Selasa (28/6). Ratusan penumpang tumpah-ruah keluar dari bandara bersama barang-barang bawaan mereka, setelah ledakan tersebut. (REUTERS/Osman Orsal)

Liputan6.com, Washington, DC - Ledakan bom Turki mengundang reaksi dari berbagai pihak, termasuk calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) yang dikenal kontroversial, Donald Trump. Taipan properti berkomentar melalui akun Twitter-nya.

"Serangan teror kembali terjadi, kali ini di Turki. Akankah dunia menyadari apa yang sebenarnya terjadi? Sangat menyedihkan," cuit Donald Trump di akun Twitter seperti dikutip Daily Mail, Rabu (29/6/2016).

Beberapa jam kemudian, Trump kembali menulis, "Kita harus melakukan berbagai cara untuk menjaga terorisme yang mengerikan ini berada di luar Amerika Serikat."

Tim kampanye miliarder itu lalu merilis pernyataan belasungkawanya atas tragedi bom Turki.

"Doa kami bersama dengan keluarga korban tewas dan terluka di Istanbul. Seluruh dunia tertegun dan ngeri. Kita harus mengambil langkah untuk melindungi AS dari teroris, dan melakukan segala cara dengan kekuatan kita untuk meningkatkan keamanan demi menjaga AS," sebut pernyataan tertulis itu.

Trump diketahui baru saja selesai berkampanye di St Clairsville, Ohio, sebelum bom Turki meledak. Tampil di hadapan pendukungnya, ia mengatakan, rakyat AS harus lebih cerdas dan lebih kuat jika tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal.

Dalam kesempatan yang sama ia juga menegaskan kebijakannya untuk kembali menerapkan metode interogasi waterboarding dan sejumlah teknik kejam lainnya sebagai upaya perang terhadap teroris ISIS.

"Anda harus melawan api dengan api," seru Trump di hadapan pendukungnya.

Sementara itu, calon kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton mengatakan, ledakan bom yang terjadi di Bandara Ataturk, Turki adalah sebuah pengingat bahwa AS tidak bisa mundur. Menurutnya, AS harus memperdalam kerja sama dengan sekutu dan mitra di Timur Tengah dan Eropa untuk menangani ancaman ini.

"Kerja sama tersebut sangat penting untuk melindungi tanah air dan menjaga negara kita tetap aman," ujar Hillary.

Ditambahkan Hillary, menyusul tragedi bom Turki, AS bersama rakyat Turki untuk melawan kampanye kebencian dan kekerasan.

"Simpati dan doa bagi korban, keluarga korban, dan rakyat Turki. Serangan di Istanbul hari ini hanya memperkuat tekad kita untuk mengalahkan terorisme dan jihad radikal di seluruh dunia," imbuhnya.

Bom bunuh diri meledak di Bandara Ataturk Turki pada Selasa 28 Juni waktu setempat. Data yang dilansir CNN menyebutkan 36 orang tewas sementara 147 lainnya terluka.

Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa ledakan bom Turki. Namun Menteri Luar Negeri AS John Kerry meyakini kelompok teroris ISIS berada di balik aksi berdarah ini.

Kerry juga mengatakan ledakan bom Turki sebagai wujud putus asa yang dialami ISIS. "Jika kalian putus asa dan mengetahui akan kalah maka kalian akan bunuh diri," ujar Kerry.

Meski tidak disebutkan adanya keterkaitan, bom Turki ini terjadi setelah pasukan Irak yang didukung koalisi pimpinan AS berhasil menyapu bersih Kota Fallujah dari kendali ISIS. Kelompok itu sebelumnya juga pernah melansir pernyataan bahwa mereka akan melancarkan lebih banyak serangan kepada Barat selama bulan suci Ramadan.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya