Liputan6.com, Ankara - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki menyambut hangat kunjungan resmi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ke Ankara pada Rabu dan Kamis (9-10/4/2025).
Sebanyak tujuh delegasi PCINU Turki turut menghadiri kegiatan penyambutan yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, kaligrafer diaspora Indonesia di Turki yang juga bagian dari PCINU Turki menyerahkan cinderamata khas berupa karya kaligrafi islami sebagai simbol diplomasi budaya.
Advertisement
Ketua Tanfidziah PCINU Turki, Moh Munirudin, menilai kehadiran mereka sebagai bagian dari kontribusi diaspora dalam mempererat jalinan emosional dan budaya antara Indonesia dan Turki.
Baca Juga
“Kami melihat ini sebagai kesempatan besar untuk menguatkan silaturahmi dan mengenalkan nilai-nilai budaya Indonesia di mata sahabat Turki,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Sabtu (12/4/2025).
Cinderamata kaligrafi yang diserahkan kepada Prabowo merupakan hasil karya Rois Syuriah PCINU Turki, Syahriansyah Sirojuddin. Dia adalah seorang kaligrafer ternama asal Indonesia yang diakui di kalangan elite seniman kaligrafi Muslim dunia.
Karya kaligrafi tersebut memuat kutipan dari Surah Al-An’am ayat 152 yang menekankan nilai keadilan, sebuah pesan moral yang diharapkan menjadi inspirasi dalam kepemimpinan Presiden Prabowo.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Apresiasi Prabowo
Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi mendalam atas pemberian tersebut dan menunjukkan kekaguman terhadap nilai seni dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Ia bahkan meluangkan waktu untuk berbincang sejenak dengan perwakilan PCINU Turki di tengah padatnya agenda kunjungan.
Dalam pidatonya di Parlemen Turki, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya hubungan historis dan strategis antara Indonesia dan Turki. Ia menyebut bahwa Turki memiliki tempat istimewa di hati rakyat Indonesia, mengingat akar sejarah panjang sejak masa Kesultanan Utsmaniyah.
Prabowo juga menyampaikan kekagumannya terhadap tokoh-tokoh besar Turki seperti Mustafa Kemal Atatürk dan Sultan Mehmed II, yang menjadi inspirasi dalam nilai-nilai kepemimpinan yang ia junjung.
Lebih lanjut, Presiden menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap sikap tegas Turki dalam membela Palestina. “Indonesia berdiri bersama Turkiye dalam menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina,” tegasnya sembari mengkritik sikap pura-pura sejumlah negara terhadap penderitaan di Gaza.
Kunjungan ini juga menjadi momentum penguatan kerja sama di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pertahanan, budaya, dan pendidikan.
Presiden menyampaikan visi Indonesia untuk membangun pemerintahan bersih dari korupsi dan berdaya saing global, serta membuka peluang kolaborasi lebih erat dengan Turki.
Advertisement
Peran Komunitas NU di Turki
PCINU Turki menyambut baik semangat diplomasi yang ditunjukkan Presiden, terutama dalam konteks budaya Islam.
“Kami percaya, potensi diaspora Indonesia, khususnya dalam seni kaligrafi dan kebudayaan Islam, bisa menjadi jembatan kuat dalam mempererat hubungan antarbangsa,” ujar Rois Syuriah PCINU Turki yang juga pembuat kaligrafinya, Syahriansyah Sirojuddin.
Melalui momen ini, peran diaspora Indonesia, termasuk komunitas NU di Turki, terbukti strategis dalam mendukung diplomasi kebudayaan dan memperkuat persahabatan antara dua bangsa besar: Indonesia dan Turki.
