Wanita Arab Pertama Sukses Daki 7 Puncak Gunung Tertinggi Dunia

Wanita kelahiran Palestina ini sukses mencapai 7 summits atau tujuh puncak gunung tertinggi dunia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Jul 2016, 19:46 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2016, 19:46 WIB
Suzane Al-Houby, wanita Palestina yang sukses mendaki 7 summits. (Al Arabiya)
Suzane Al-Houby, wanita Palestina yang sukses mendaki 7 summits. (Al Arabiya)

Liputan6.com, Riyadh - Bagi Suzane Al-Houby, tak ada gunung yang cukup tinggi untuk didaki. Sebab ia berhasil menyelesaikan Seven summits atau puncak tertinggi di dunia.

Setelah menyelesaikan pendakiannya ke puncak Gunung Denali di Alaska awal bulan ini, wanita kelahiran Palestina ini secara resmi dinyatakan sebagai wanita Arab pertama yang sukses mencapai tujuh puncak, dari Gunung Kilimanjaro hingga Everest.

"Aku merasa bangga bisa mencapainya (7 Summits). Dan saya merasa terinspirasi oleh semua orang yang mendukung saya dan mengirim saya dukungan," ujar Al-Houby seperti dikutip dari Al Arabiya English, Senin (4/7/2016).

"Aku kira sekarang saya memiliki aura positif dari dalam dan lingkungan saya juga. Saya telah melakukannya, dan jika aku bisa, maka orang lain juga. Sebenarnya mereka bahkan dapat melakukan hal-hal yang lebih besar dan mencapai tujuan yang lebih besar."

"Itulah yang saya inginkan, saya ingin beberapa wanita Arab lainnya mungkin merasa terinspirasi dan menetapkan tujuan yang jauh lebih besar!" ungkapnya.

Al-Houby mengaku ia berusaha keras untuk tak terintimidasi, serta menghindari membandingkan diri dengan laki-laki agar tujuannya tercapai.

"Aku fokus hanya pada kekuatan dan teknik. Hanya itu. Aku harap bisa melihat lebih banyak wanita di dunia, umumnya di wilayah Arab khususnya bisa bergabung di olahraga ini, dan olahraga ekstrem lain," tuturnya.

"Tidak ada hambatan atau pembatasan mengapa kita tak bisa melakukan sesuatu dan banyak lagi," ucapnya.

Al-Houby mengaku tak pernah termotivasi orang lain, melainkan dirinya sendiri.

"Pendakianku selalu termotivasi oleh pribadi sendiri agar mendorong batasan diri, terhubung dengan alam bebas dan mendapat hadiah setelah merasakan sakit .... Aku tidak pernah termotivasi oleh gelar dan tak pernah berasa berhutang untuk membuktikan sesuatu .... Fakta bahwa gelar itu sangat bagus... Ini tak seharusnya menjadi motivator."

"Ketika aku mulai mendaki, aku tidak berpikir 7 puncak ... itu terpikir perlahan tapi pasti. Aku menikmati menantang diri di pegunungan yang berbeda di seluruh dunia .... Kemudian setelah mendaki Everest, mengapa tidak dengan yang lain!...".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya