Liputan6.com, Baghdad - Tiga belas tersangka, termasuk 10 orang Turki, didakwa atas serangan bom bunuh diri bandara Istanbul. Insiden paling mematikan dari beberapa serangan untuk menyerang kota terbesar negeri itu pada tahun ini.
Para pejabat Turki menyalahkan kelompok ISISÂ atas serangan senjata dan ledakan bom yang terjadi pada Selasa 28 Juni di Bandara Ataturk, yang menewaskan 45 orang termasuk 19 warga asing.
Baca Juga
"Para tersangka, yang berada di tahanan polisi, didakwa sebagai kelompok teror, pelaku pembunuhan dan membahayakan keutuhan negara," demikian dilaporkan kantor berita Turki, Dogan tanpa menjelaskan kebangsaan orang asing dikutip dari The Guardian, Senin (4/7/2016).
Advertisement
Perdana Menteri (PM) Turki Binali Yildirim, memberikan beberapa rincian baru atas penyelidikannya. Salah satunya menyebut bahwa polisi telah menangkap total 29 tersangka selama serangan, termasuk orang asing.
Para pejabat sebelumnya mengatakan tiga pengebom adalah warga Rusia, Uzbekistan dan Kirgizstan.
"Semuanya akan dibeberkan pada waktunya. Kami sedang melakukan penyelidikan yang mendalam pada hal ini," ujar PM Yildrim.
Otoritas Istanbul mengatakan hingga Minggu 3 Juli waktu setempat, 49 orang yang terluka akibat ledakan bom di Bandara Ataturk itu masih dirawat. Sementara 17 lainnya dalam perawatan intensif.
Media Turki mengidentifikasi orang yang mengatur serangan sebagai Akhmed Chatayev, pemimpin Chechnya dari jaringan ISIS di Istanbul. Ia dilaporkan mengatur akomodasi untuk para bomber.
"Chatayev diduga mengorganisasi dua pengeboman mematikan tahun ini di jantung distrik wisata kota Sultanahmet dan Jalan Istiklal," demikian dilaporkan surat kabar Hurriyet.
Turki telah diguncang oleh serangkaian serangan dalam satu tahun terakhir, yang seluruhnya diduga kuat didalangi oleh ISISÂ atau pemberontak Kurdi.
Ledakan bom Turki kali ini memukul industri pariwisata di negara tersebut. Pada hari Jumat 1 Juli, Jerman mengeluarkan peringatan terhadap warganya untuk berhati-hati jika mereka bepergian ke Turki.