Liputan6.com, Istanbul - Pasca-ledakan bom di bandara Istanbul pada Selasa 28 Juni 2016 waktu setempat, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan hari berkabung.
Erdogan menyatakan pada Rabu 29 Juni waktu setempat, sebagai hari berkabung nasional pasca ledakan bom Turki.
Baca Juga
"Serangan itu harus menjadi titik balik dalam perang global melawan kelompok militan," ucap Erdogan yang dikutip dari BBC, Kamis (30/6/2016).
Advertisement
"Meskipun menjadi target kelompok teroris yang paling brutal, Turki akan tetap mengalahkan terorisme," imbuh Erdogan seraya menambahkan bahwa para penyerang bukan Muslim.
Bom bunuh diri Turki meledak di Bandara Internasional Atartuk pada Selasa, 28 Juni 2016 waktu setempat. Sejauh ini menurut BBC, korban tewas mencapai 42 orang -- ditambah pekerja kafe yang sekarat pada Rabu malam. Sebanyak 128 lainnya -- dari total 239 korban cedera -- dilaporkan masih berada dalam perawatan pihak rumah sakit.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan di antaranya tidak ada warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban ledakan di bandara Turki.
"Tidak ada WNI jadi korban. Saya juga lakukan komunikasi dengan Ketua PPI kita, tidak diperoleh info korban WNI," kata Retno, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Sejauh ini pelaku ledakan bom Istanbul diduga kuat adalah kelompok ISIS.
"Tanda-tanda menunjuk ke Daesh--sebutan lain untuk ISIS. Namun, penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan," kata Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim, seperti dikutip dari CNN.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.