Liputan6.com, Jakarta - Untuk Natalia Sutrisno Tjahja, membantu anak-anak yang memiliki kekurangan atau keterbatasan fisik adalah panggilan hati.
Baca Juga
Advertisement
Semenjak putri semata wayangnya, Maria Monique Atmadja berpulang pada bulan Maret tahun 2006 lalu, Natalia menolak untuk larut dalam duka.
Kesedihannya justru menjadi pendorong untuk berbuat sesuatu bagi sesama. Natalia mendirikan sebuah yayasan yang dinamakan Maria Monique Lastwish Foundation.
Lewat yayasan yang diberi nama sesuai dengan nama putrinya itu, Natalia mewujudkan last wish (keinginan terakhir) anak-anak berpenyakit kronis di berbagai negara.
Hingga kini, belasan ribu anak dengan penyakit kronis telah dibantu mendapatkan keinginan terakhirnya, menjelang masa-masa terakhir mereka di dunia.
Tak hanya itu, sejumlah happy room didirikan di sejumlah wilayah, di pojokan terpencil Nusantara, hingga ke penjuru Bumi yang membutuhkan.
Ruangan yang dilengkapi permainan edukatif untuk menghibur anak-anak berpenyakit kronis dan anak-anak kurang beruntung juga didirikan di Vietnam, Thailand, India, Afrika Selatan, dan Haiti -- yang pernah diguncang gempa dahsyat.
Natalia tak sendirian, ia menggandeng banyak pihak untuk mewujudkan aktivitas mulianya itu.
Ia bekerja sama dengan pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat menyelenggarakan acara Maria Monique Remembered 2016-Postcard to USA di kediaman Wakil Duta Besar A.S untuk Indonesia, Brian McFeeters pada Kamis (14/7/2016).
“Atas nama kedutaan besar AS di Indonesia, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Natalia atas kesediaannya untuk menceritakan kisahnya. Kami semua sangat terinspirasi dengan pengalaman beliau. Ia telah menunjukan dedikasinya untuk membantu mereka yang memiliki kekurangan,” kata Brian McFeeters dalam sambutannya.
Ia kemudian mengatakan bahwa Natalia sudah menjalin hubungan yang baik dengan Duta Besar AS yang baru saja pensiun, Robert O’ Blake Jr dan membantu mewujudkan people to people relation yang selama ini menjadi kunci dari persahabatan yang terjalin antara warga Indonesia dan AS secara keseluruhan.
Kepedulian Natalia tidak hanya diakui oleh mereka yang ada di Tanah Air saja, akan tetapi juga mereka yang ada di luar negeri. Melalui pidatonya, Natalia menceritakan bagaimana kisahnya dan juga upayanya untuk membantu mewujudkan keinginan terakhir anak-anak diliput oleh sejumlah media bahkan dari luar negeri.
“Saya sangat merasa terhormat karena Bapak Brian dengan sangat baik hatinya memperbolehkan saya untuk menyelenggarakan acara ini bersama pihak Kedubes. Perjalanan saya cukup panjang. Media CNN di Atlanta, AS pun juga sempat mewawancarai saya, sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk mendapatkan perhatianyang begitu besar,” kata Natalia.
Selain itu, Natalia juga menceritakan pengalamannya di Hollywood, Republik Dominika, Haiti, New York dan lokasi-lokasi lainnya di dunia.
Ia berharap perannya di dunia ini dapat memotivasi banyak orang lainnya untuk beralih kepada Tuhan dan ulurkan tangan untuk mereka, terutama anak-anak yang membutuhkan.