Reaksi Dunia terhadap BoJo, Menlu Baru Inggris yang Eksentrik

Sebagian mengganggap pelantikan BoJo adalah lelucon.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Jul 2016, 14:31 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2016, 14:31 WIB
Boris Johnson
Mantan Walikota London, Inggris, Boris Johnson. (Sumber: Standard UK)

Liputan6.com, London - Dunia memberikan reaksi beragam atas penunjukkan Boris Johnson sebagai menteri luar negeri Inggris dalam kabinet PM Theresa May. Banyak pihak mengaku terkejut, mengingat sosoknya yang eksentrik dan pernah mengeluarkan sejumlah pernyataan kontroversial.

Boris Johnson yang akrab disapa BoJo ini pernah menghina Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia juga sempat melontarkan komentar tak bijak soal presiden Amerika Serikat (AS) dengan mengatakan karena memiliki darah Kenya Presiden Barack Obama secara keturunan memiliki kebencian terhadap Inggris.

Dikutip dari CNN, Kamis (14/7/2016) jabatan BoJo sebagai orang nomor satu di Kementerian Luar Negeri Inggris telah membuat ia disorot dunia. Gambarnya pun tampil di laman depan berbagai media cetak.

Media AS, The Washington Post menuliskan penunjukkan BoJo sebagai menlu Inggris merupakan langkah yang sangat tidak diplomatik. Ia juga disebut 'melawan tren Barat dan memuji Presiden Suriah Bashar al-Assad karena memerangi ISIS, dengan mengesampingkan kampanye kekerasan yang dilakukannya pada rakyat Suriah".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mark Toner bahkan menanggapi pelantikan BoJo dengan tak kuasa menahan tawa. Namun ia menegaskan, AS akan selalu menjalin kerjasama dengan Inggris mengingat 'hubungan khusus' kedua negara.

"Ini adalah hubungan yang melampaui hal pribadi dan ini adalah momen penting dalam sejarah Inggris juga hubungan kedua negara," ujar Jubir Kemlu AS, Mark Toner.

Media Prancis, Le Figaro menyebut dalam tulisannya bahwa BoJo yang 'legendaris' memberikan kesan bahwa negara itu dipimpin oleh seorang oportunis. Surat kabar itu juga mengatakan, menlu baru Inggris itu akan membawa perubahan dalam kebijakan pernikahan sesama jenis dan isu bergabungnya Turki ke dalam Uni Eropa (UE).

Majalah Jerman, Der Spiegel dalam editorialnya menyebut BoJo sebagai 'politisi kontroversial'. Dukungannya kepada Brexit dinilai berperan penting dalam memenangkan kubu Leave dalam referendum 23 Juni lalu.

Sementara itu, Kepala Komite DPR Rusia untuk Urusan Luar Negeri, Aleksey Pushkov mencuit bahwa pendahulu Johnson, Philip Hammond memiliki sikap 'anti-Rusia' menyusul pernyataannya tahun lalu yang menyebut bahwa Rusia adalah 'ancaman tunggal terbesar' bagi keamanan Inggris. Ia berharap BoJo tidak berperilaku serupa.

Situs berita Rusia ria.rua memanggil BoJo sebagai 'salah satu politisi paling eksentrik di Inggris' dan menambahkan 'ia tahu bagaimana membuat orang terkejut'.

Surat kabar Turki, Haber Turk hanya mengumumkan penunjukkan Johnson sebagai menlu baru Inggris. Dan sama sekali tidak menyinggung penghinaan yang pernah dilakukannya kepada presiden Turki.

Nada minor ditunjukkan oleh media cetak Australia, The Times dengan menyebut penunjukkan BoJo adalah sebuah 'kesalahan yang rawan'. Surat kabar itu juga memuat berbagai hal kontroversial terkait Johnson dan mengatakan pengangkatannya adalah 'sebuah langkah yang mengejutkan' setelah sebelumnya ia tersingkir dari pemilihan PM.

Mantan Perdana Menteri Swedia, Carl Bildt, juga angkat bicara atas pelantikan Boris sebagai menlu. Ia mencuit, "Saya berharap ini adalah sebuah lelucon, namun saya ragu".

BoJo yang merupakan pemimpin kampanye Brexit juga dikenal memiliki gaya rambut yang awut-awutan. Style-nya itu tetap tidak berubah kendati ia menghadiri acara resmi.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya