Reaksi Donald Trump atas Serangan Teror Nice: Kapan Kita Belajar?

Donald Trump memutuskan untuk mengundurkan pengumuman calon wakilnya yang agendanya akan dilakukan pada Jumat 15 Juli.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 15 Jul 2016, 09:09 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 09:09 WIB
Donal Trump
Calon presiden partai Republik Donald Trump (Wikipedia)

Liputan6.com, New York - Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, bereaksi cepat atas serangan mematikan di Nice. Dalam Twitter-nya, ia menulis, “Kapan kita belajar?”

Dilansir dari Daily Mail, Jumat (15/7/2016), Trump memang kerap vokal terhadap aksi serangan teroris apalagi setelah teror di Paris yang terjadi pada 13 November 2015.

Trump menulis sejumlah tanggapan atas tragedi Bastille Day di Nice, Prancis, dalam Twitternya (Twitter/Donald Trump)

Menurut pengusaha tajir itu, situasi serangan kali ini luar biasa berbeda.

“Ini sangat…sangat berbeda situasinya. Serangan mengerikan telah terjadi di Nice, Prancis. Banyak orang yang tewas. Kapan kita semua belajar? Ini semakin parah saja.“

Selain mengutuk serangan itu, Donald Trump juga memutuskan untuk mengundurkan pengumuman calon wakilnya yang rencananya dilakukan pada Jumat 15 Juli. Rencananya calon ‘pendamping’ Trump itu adalah Mike Pence.

Pence merupakan pilihan aman agar Trump mampu meraih hati petinggi Republik yang semakin hari semakin menunjukkan ketidaksukaan terhadapnya.

Gubernur Indiana 2012 itu tidak populer di kalangan warga, tapi memiliki kesamaan visi dengan Trump. Di antaranya, menolak LGBT dan menolak pengungsi Suriah ke AS.

Namun, beberapa kebijakannya juga bertentangan dengan Trump antara lain mendukung program Obama, yaitu Trans Pasific Partnership yang disebut Trump ‘memperkosa AS’ serta mendukung kebijakan Medicare.

“Di tengah-tengah serangan mematikan di Nice, Prancis, saya putuskan untuk mengundurkan waktu pengumuman calon wakil presiden saya.”

Dalam teror Paris November lalu yang menewaskan 130 orang, Trump menyalahkan undang-undang ketat terhadap kepemilikan senjata api. Di tiap kampanyenya, ia mengatakan, serangan Paris tak akan sebanyak itu korbannya jika warga mempersenjatai dirinya.

Tak hanya itu, ia mengancam akan menutup masjid agar gerakan ekstremis tidak berkembang di AS.

Kebijakan kontroversial Trump sebelumnya juga melarang muslim tak terkecuali warga AS di luar negeri masuk ke Amerika Serikat.


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya