Dokter Membuang 'Ekor' Sepanjang 20 Cm dari Tubuh Pemuda India

Seorang pemuda 18 tahun asal India diam-diam memiliki bentuk fisik yang tak biasa. Ada daging tumbuh mirip ekor di bagian belakang tubuhnya.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 08 Okt 2016, 06:10 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2016, 06:10 WIB
Ilustrasi operasi bedah
Ilustrasi operasi bedah (wikipedia)

Liputan6.com, New Delhi - Jika dilihat tampilan luarnya, sekilas tak ada yang aneh dengan penampilan pemuda 18 tahun asal India itu.

Dia terlihat normal seperti anak laki-laki seusianya. Namun, diam-diam ada yang berbeda dengan fisiknya, terutama di tubuh bagian belakang. 

Keanehan mulai dirasakan saat ia berusia 14 tahun. Pemuda itu merasakan sakit pada bagian belakang tubuhnya. Belakangan, ada sesuatu yang tumbuh sejajar dengan letak tulang ekor.

Pemuda yang tidak disebutkan namanya itu memilih untuk mengabaikan rasa sakit dan 'benjolan' tersebut. Namun, semakin lama daging tumbuh itu semakin panjang dan terlihat seperti ekor. Tiap kali bertambah panjang, sakitnya bukan kepalang.

Ia pun mengeluhkan hal tersebut kepada orangtuanya. Namun, seperti dikutip dari News.com.au pada Jumat (7/10/2016), ayah dan ibunya khawatir, hal tak wajar itu bakal jadi aib bagi keluarganya. Mereka juga tak ingin jadi pusat perhatian dan bahan omongan para tetangga.

Empat tahun lamanya 'ekor' dibiarkan tumbuh. Hingga suatu hari, penderita tak tahan lagi dengan rasa sakit yang menyiksanya. Dengan diantar sang ibu, ia kemudian berobat ke rumah sakit.

Tim dokter bedah saraf di  RS Super Specialty kemudian memutuskan untuk membuang ekor sepanjang 20 sentimeter itu.

Ekor itu diduga tumbuh sejak anak itu berada di dalam kandungan ibunya, melalui pembuluh saraf. Tapi baru keluar ketika dia menginjak dewasa.

"Sebenarnya hal ini bisa dicegah sejak dini. Ekor itu sangat mudah dideteksi. Hanya saja anak dan orangtua memilih untuk mengabaikannya selama bertahun-tahun," kata salah seorang dokter yang ikut melakukan operasi, Pramod Giri.

"Ketika ukuran ekor bertambah, tulang terbentuk di dalamnya. Secara psikologi dan estetika hal itu memalukan dan mengganggu. Walaupun begitu harusnya orangtua lebih cepat membawa anak mereka ke dokter," kata sang dokter.

Sebenarnya pengangkatan ekor itu bisa dilakukan tanpa melalui operasi bedah saraf. Namun karena pertumbuhan ekor melibatkan bagian sumsum tulang belakang, maka akan lebih aman jika dilakukan oleh ahli bedah saraf.

Munculnya ekor tersebut terkait dengan kelainan perkembangan saraf. Kasus ini sangat langka dan masih membutuhkan banyak penelitian medis.

"Anak itu akan berada di bawah pengamatan kami untuk beberapa bulan ke depan. Dia akan menjalani pengobatan selama beberapa minggu untuk menghilangkan rasa sakit," ucap Giri.

Sementara itu, ,enurut ibu pasien, keberadaan 'ekor' tersebut mulai menjadi masalah seiring dengan bertambahnya umur sang anak.

"Ekor itu juga ikut bertambah panjang. Dia akan mengangkatnya setiap kali dia harus mengganti pakaiannya," kata dia. "Aku bisa melihat ekor itu menyakitkan untuknya, jadi aku bawa dia ke rumah sakit."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya