Sekarang Otak Manusia Bisa 'Dibuat' di Laboratorium

Otak mini di laboratorium ini dibuat dari sel-sel punca yang berasal dari kulit manusia.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 17 Okt 2016, 17:55 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 17:55 WIB
Madeline Lancaster (0)
(Sumber embl.de dan Cambridge University)

Liputan6.com, Cambridge - Untuk memperoleh pengertian lebih mendalam tentang otak manusia, seorang ilmuwan bernama Madeline Lancaster mengembangkan organ sejenis dari sel punca yang didapatnya dari sel kulit manusia.

Otak yang dibuatnya di laboratorium mempermudah pembelajaran tentang otak manusia sesungguhnya.

Dikutip dari BBC pada Senin (17/10/2016), menggali rahasia otak manusia merupakan hal yang amat rumit, bukan seperti membuka kap mobil untuk mengerti mesin di dalamnya.

Lancaster kemudian memutuskan untuk membuat sendiri otak manusia agar bisa mengerti lebih dalam tentang struktur dan perkembangannya.

Ia menggunakan sel punca yang dipanen dari sampel-sampel kulit yang kemudian direndam dalam gizi dan vitamin unutk memicu perkembangannya menjadi neuron-neuron sebelum disisipkan dalam gel protein yang padat.

Menakjubkan, sel-sel itu bertambah banyak dan berkembang, lalu mulai menyusun diri menjadi model kecil otak manusia.

"Walaupun otak ini tidak punya perasa, kita sekarang memiliki alat bantu yang dapat menjawab beragam pertanyaan tentang perkembangan otak," kata Lancaster tentang 'cerebral organoid' buatannya itu.

Dikutip dari laman Cambridge University, dijelaskan bahwa perkembangan otak manusia memiliki sejumlah karakteristik unik, misalnya ekspansi ukuran yang luar biasa, jenis-jenis unik selnya, dan perilaku khas sel punca syaraf.

Ciri-ciri itu sukar diteliti pada organisme model semisal tikus. Ciri-ciri itu jugalah yang terlibat dalam beberapa penyakit neurologis manusia, semisal autisme dan skizofrenia.

Otak mini di laboratorium ini dibuat dari sel-sel punca yang berasal dari kulit manusia. (Sumber Cambridge University)

Sistem model baru yang disebut 'celebral organoids' tersebut dikenal juga sebagai otak mini. Sebelum penelitian ini, celebral organoid diketahui dapat membantu menjadi model pernyimpangan perkembangan syaraf, misalnya mikrosefali, yaitu ketika ukuran otak sangat kecil.

Penelitian ini fokus pada penyimpangan perkembangan syaraf seperti autisme dan gangguan kecerdasan melalui tiruan mutasi dalam penyimpangan-penyimpangan tersebut dan mempelajari peran-peran patogenesisnya dalam konteks perkembangan organoid.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya