Liputan6.com, North Carolina - Hari-hari jelang Pilpres 8 November 2016 yang kian dekat, Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta pendukung Partai Demokrat dari semua latar belakang etnis, untuk keluar dan memilih Hillary Clinton.
Obama memperingatkan, nasib AS sebagai negara republik, juga dunia kini sedang dipertaruhkan.
Ia mengatakan, rival kuat Hillary Clinton, Donald Trump adalah ancaman bagi kebebasan sipil di AS -- yang didapatkan secara susah payah, bagi Amerika Serikat, juga bagi dunia.
Hal tersebut disampaikan Obama dalam kampanye di North Carolina.
"Nasib republik ini ada di pundak Anda," kata Obama seperti dikutip dari BBC, Kamis (3/11/2016).
Obama menambahkan, nasib dunia sedang tertatih-tatih. "Dan Anda, North Carolina akan memastikan kita menuju ke arah yang benar," tambah dia.
"Tak ada nama saya di surat suara. Tapi saya ingin memberitahukan pada Anda, bahwa (nasib) kejujuran, kesopanan, keadilan, kemajuan, dan demokrasi kita ada di surat suara."
Sebaliknya, Trump mengatakan, Obama harus berhenti berkampanye untuk Clinton dan fokus menjalankan roda pemerintahan.
"Intinya adalah, tak ada satu pun yang ingin Obama memerintah selama 4 tahun lagi," kata dia di depan pendukungnya di Pensacola, Florida.
Capres yang kerap mengeluarkan kata-kata kasar itu mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, Hillary Clinton dalam kondisi 'tertekuk'.
Sebelumnya, 11 hari jelang pemilu, FBI mengumumkan sedang menginvestigasi skandal email yang diduga melibatkan Clinton.
Direktur badan intelijen itu, James Comey menghadapi kecaman karena mengumumkan hal tersebut hanya hitungan hari sebelum Pilpres dilangsungkan.
Obama juga mengkritik langkah tersebut. Dalam wawancara dengan situs NowThisNew, Obama mengatakan, investigasi tak seharusnya tak dilakukan atas dasar 'innuendo' atau informasi yang tak lengkap.
Pernyataan Obama tersebut adalah komentar publik pertamanya setelah Comey mengumumkan bahwa FBI menemukan sejumlah email baru yang 'mungkin atau bisa jadi tak relevan dengan investigasi sebelumnya' yang dilakukan secara tertutup terkait bagaimana cara Clinton menangani informasi rahasianya.
"Menurut saya, ada norma yang mengatur bahwa investigasi tak boleh dilakukan atas dasar sindiran, kita tidak mendasarkan operasi pada informasi yang tidak lengkap, bocoran. Kita seharusnya beroperasi berdasarkan keputusan konkret yang dibuat," kata Obama.
"Ketika hal tersebut diselidiki secara menyeluruh terakhir kali, kesimpulan dari FBI, kesimpulan dari Departemen Kehakiman, kesimpulan dari penyelidikan Kongres menyebut, dia (Hillary) telah membuat beberapa kesalahan, tapi tak ada alasan untuk melakukan penuntutan."
Obama: Nasib Dunia Sedang Dipertaruhkan dalam Pilpres AS
Obama memperingatkan, nasib AS sebagai negara republik, juga dunia kini sedang dipertaruhkan.
Diperbarui 03 Nov 2016, 08:49 WIBDiterbitkan 03 Nov 2016, 08:49 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Penembakan di Universitas Florida Tewaskan 2 Orang dan Anak Sheriff Pelakunya, Ini Kronologi Versi Saksi Mata
Harga Sepeda Listrik Uwinfly Rp 4 Jutaan Terbaru 2025, Cek Tipe dan Spesifikasi
Dihajar Jakarta Pertamina Enduro di Final Four PLN Mobile Proliga 2025, Jakarta Electric PLN Akui Kurang Beruntung
Tampil Mewah Tanpa Ribet dengan Overdress, Bikin Percaya Diri Meningkat
60 Ucapan Paskah 2025 yang Menyentuh Hati, Cocok untuk Keluarga hingga Rekan Kerja
Golkar: Prabowo Tak Ragu Reshuffle Menteri Berkinerja Buruk, Termasuk dari Periode Jokowi
Makna Mendalam Hari Paskah 2025: Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga
20 Link Twibbon Jumat Agung 2025, Lengkap dengan Cara Membuatnya
Di-black List, 20 Pendaki Ilegal Dilarang Mendaki Gunung Merapi Selama 3 Tahun
Renyah dan Manis, Kue Dumalo Siap Menjadi Primadona Oleh-Oleh Gorontalo
2 WN China Dideportasi Usai Kedapatan Kerja Jadi Kuli Bangunan dan Mandor di Tangerang
Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 di Libur Jumat Agung 18 April 2025, Simak Rinciannya Hari Ini