Michelle Obama Akan Tiru Langkah Hillary Clinton Jadi Capres AS?

Ibu negara AS, Michelle Obama, punya popularitas tinggi dan sempat digadang-gadang pantas jadi Presiden AS.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 29 Okt 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2016, 14:30 WIB
Michelle Obama nyatakan dukungannya kepada Hillary Clinton dalam Konvensi Partai Demokrat di Philadelphia
Michelle Obama nyatakan dukungannya kepada Hillary Clinton dalam Konvensi Partai Demokrat di Philadelphia (Paul Sancya)

Liputan6.com, Washington DC - Bintang dalam kampanye Pilpres 2016 bukan hanya Hillary Clinton dan Donald Trump. Pesta demokrasi empat tahunan di Amerika Serikat itu juga membuat popularitas Ibu Negara Michelle Obama melonjak drastis.

Istri Barack Obama itu selalu memukau dengan penampilannya yang anggun, percaya diri -- dan yang terpenting -- pidatonya yang berbobot, menyentuh, dan disampaikan dengan apik saat berkampanye untuk Hillary Clinton. 

Saat tampil sepanggung dengan capres Demokrat di North Carolina, kemarin, kehadiran Michelle Obama disambut riuh.

Ibu dua anak itu menjadi magnet dalam kampanye tersebut. Kharisma seakan membius 10 ribu massa Partai Demokrat di negara bagian tersebut.

Fakta itu semakin memperkuat isu bahwa pada masa mendatang tak menutup kemungkinan Michelle akan maju bertarung di Pemilu Amerika Serikat.

Terkait anggapan itu, suami Michelle yang juga Presiden AS saat ini, Barack Obama, punya pandangan berbeda. Ia mengatakan sang istri tidak akan jadi Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam.

"Michelle tidak akan maju sebagai presiden, baik di pemilu 2020 atau 2024, tidak akan," ujar Barack Obama, seperti dikutip dari The Independent, Sabtu (29/10/2016).

Orang Nomor Satu di AS ini tak menampik, kalau sang istri punya kemampuan mumpuni. Namun, kelebihan itu tidak akan membuat Michelle berpikir untuk jadi presiden.

"Ya dia sangat brilian dan bertalenta, saya sangat bangga dengan itu. Tapi Michelle tak punya kecenderungan untuk menjadi seorang kandidat," paparnya.

Michelle sebelumnya juga telah mengindikasikan tak akan mengikuti jejak sang suami.

Ia punya alasan kuat. Michelle menekankan, sudah cukup bagi anak-anaknya punya ayah yang menjabat presiden sebuah negara kuat.

"Saya tak akan maju, tidak akan melakukan itu," tegas perempuan tangguh itu.

Lalu, bagaimana nasib Michelle usai tak lagi tinggal di Gedung Putih?

Menurutnya hal itu sama sekali tidak dipusingkan. Pasalnya banyak yang bisa dilakukan di luar Istana Kepresidenan.

"Ada potensi suara saya bisa didengar jika saya tidak lagi menjadi Michelle Obama sang Ibu Negara. Saya ingin menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan cara yang tidak biasa," tegasnya.

"Dan saya sudah berpikir, hal itu dapat saya lakukan dengan sangat baik jika saya tidak menjadi Presiden Amerika Serikat," kata Michelle.

Pada Juni lalu, Michelle pernah berkata, setelah tugas suami dan dirinya usai di Pemerintahan AS maka ia akan melanjutkan pekerjaannya di sektor pendidikan bagi perempuan.

"Saya sangat bersemangat bekerja di sektor itu, tapi hal itu tidak hanya akan saya lakukan di sisa tujuh bulan masa saya menjadi ibu negara," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya