Pasca- Donald Trump Jadi Presiden, 5 Orang Ditembak di Seattle

Suara tembakan dilaporkan sesaat sebelum 19.00, di luar toko 7-Eleven di Third Avenue.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Nov 2016, 12:49 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 12:49 WIB
Polisi merespons insiden penembakan massal di Seattle, Amerika Serikat saat demo Donald Trump menang jadi presiden AS. (Seattle Times)
Polisi merespons insiden penembakan massal di Seattle, Amerika Serikat saat demo Donald Trump menang jadi presiden AS. (Seattle Times)

Liputan6.com, Seattle - Sehari setelah Donald Trump jadi presiden AS, lima orang ditembak di luar sebuah toko di pusat kota Seattle. Polisi mengatakan penembak pada Rabu 9 November 2016 malam sedang dalam perburuan.

"Sekelompok orang sedang berdebat ketika pria bersenjata itu mulai pergi, kemudian berbalik dan menembak ke arah kerumunan. Setidaknya satu korban adalah pengguna jalan," kata Asisten Kepala Polisi Seattle Robert Merner seperti dikutip dari Seattle Times, Kamis (10/11/2016).

Suara tembakan dilaporkan sesaat sebelum 19.00, di luar toko 7-Eleven di Third Avenue, antara jalan Pike dan Pine, di halte bus utama.

Menurut Harborview Medical Center, dua korban laki-laki berada dalam kondisi kritis. Dua laki-laki lainnya dan seorang perempuan berada dalam kondisi serius.

Sejauh ini polisi tidak memberikan rincian terkait penembakan AS, penembak atau korban.

Manajer 7-Eleven Sharon Keith mengatakan, ia mendengar suara seperti petasan dan meminta semua orang untuk merunduk. Dia kemudian mengunci pintu dan melihat ke luar.

"Saya melihat beberapa orang tergeletak, mengalami pendarahan," kata Sharon.

"Orang-orang di daerah itu mengaku mendengar beberapa putaran tembakan, sebelum polisi merespons," kata Irfan Rahman, seorang pekerja di sebuah toko di dekatnya.

Terkait Demo Anti-Donald Trump?

Polisi tambahan di pusat kota Seattle memang sedang dikerahkan, karena demo anti-Donald Trump dari Westlake Mall pada Rabu sore. 

Menurut saksi mata, demo Donald Trump menang pemilu AS itu tengah berlanjut dengan long march ke berbagai jalan saat penembakan terjadi. Merner mengatakan, penembakan itu tidak terkait dengan aksi protes.

"Ini tidak terkait dengan protes sama sekali," kata Merner. "Tampaknya ada beberapa jenis argumen pribadi."

Merner menuturkan, detektif dari departemen unit geng dan pembunuhan akan menyelidiki kasus penembakan tersebut. Untuk beberapa jam, daerah itu akan ditutup untuk lalu lintas.

Insiden penembakan massal ini adalah yang kedelapan di AS tahun ini, demikian menurut Gun Violence Archive.

Organisasi nonpartisan itu melacak dan memverifikasi insiden penembakan massal di seluruh negeri. Penembakan massal terakhir terjadi pada September, ketika lima orang tewas di Cascade Mall di Burlington.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya