13-11-1995: Geger Pesta Ultah Anak Polisi yang Berujung Maut

Gadis bernama Leach Betts jatuh koma setelah menenggak ekstasi, tepat saat merayakan ulang tahun ke-18.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 13 Nov 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2016, 06:00 WIB

Liputan6.com, Essex - Nasib nahas menimpa seorang remaja di Inggris, 21 tahun silam. Di hari jadinya, tepat usia 18 tahun pada 13 November 1995, gadis bernama Leach Betts tersebut jatuh koma setelah menenggak ekstasi.

Dia ambruk 4 jam kemudian setelah menelan pil tersebut saat pesta ulang tahunnya.

Leach ditemukan ibunya, dalam kondisi tak sadarkan diri di kamar mandi rumah, yang terletak di Latchingdon, Essex, dengan mulut berbusa. Gadis itu langsung dilarikan ke rumah sakit.

Hasil pemeriksaan dokter dan laboratorium menyatakan bahwa terjadi pembengkakan di bagian otak, dan Betts dinyatakan dalam kondisi kritis. Demikian seperti dimuat BBC.

Ayah Leach, Betts yang merupakan pensiunan kepolisian, mengaku telah memperingatkan anaknya untuk tidak mengonsumsi narkoba jenis apapun saat pesta ulang tahun. Tapi sang putri tetap melakukannya.

"Jika orang-orang melihat bagaimana kondisi anakku sekarang, yang terpapar kaku seperti tak bisa bernafas, mereka pasti tak akan menyentuh obat terlarang tersebut," ujar Betts.

Sementara, sang ibu, Jannet mengaku sedih dan prihatin, anaknya koma karena obat-obatan, padahal sang ibu sering memberikan penyuluhan kepada orang lain untuk tidak mengonsumsi barang terlarang itu.

Ilustrasi Ekstasi

Pihak kepolisian meyakini bahwa pil ekstasi yang dikonsumsi Betts telah terkontaminasi bahan lain, sehingga menyebabkan gadis itu koma. "Ada agen penjual yang menjual ekstasi bercampur racun," ungkap detektif Ian Shead.

Atas penyelidikan tersebut, polisi menangkap 4 remaja yang diduga sebagai pengedar obat-obatan terlarang tersebut. Sementara Leach pada akhirnya meninggal dunia, tiga hari kemudian.

Penyelidikan lanjutan mengungkap bahwa faktor utama penyebab Leach meninggal adalah lantaran ia meminum air terlalu banyak, sekitar 7 liter, setelah menenggak pil ekstasi yang mengakibatkan reaksi di dalam tubuh yang membuatnya koma dan kemudian meninggal.

Setahun kemudian, 2 teman Leach disidang. Satu di antaranya mengaku memberi pil ekstasi ke Leach dan dibebaskan bersyarat atas pertimbangan masih tergolong remaja. Tersangka lainnya juga dibebaskan, berdasarkan putusan pihak juri.

Pembunuhan di Rumah Angker Amityville

Rumah Amityville yang terkenal paling angker di Amerika Serikat ( The Amityville Horror 1979)

Kejadian menyeramkan juga terjadi pada 13 November 1974 di rumah besar bergaya kolonial Belanda di tepi danau yang beralamat di 112 Ocean Avenue, Amityville, New York. Kala itu, Ronald 'Butch' DeFeo Jr menghabisi keluarganya sendiri.

Total korban berjumlah 6 orang: Ronald J. DeFeo (43), istrinya Louise(42), dua anak laki-laki: John (9) dan Mark (12), serta dua putri mereka: Allison (13) dan Dawn (18). Semua dengan luka tembak.

Awalnya, polisi tak punya petunjuk soal pelaku. Namun, setelah diinterogasi selama 20 jam, Ronald Jr akhirnya mengakui bahwa dia yang menembak ayah, ibu, dan adik-adiknya.

Kala itu motif pembunuhan belum diketahui. Menurut penyelidik pemuda emosional itu ingin mendapatkan harta keluarga.

Namun, pelaku bersikukuh, "Suara di dalam rumah itu yang membuatku melakukannya."

Dalih penyakit jiwa ditepis hakim. Ronald 'Butch' DeFeo Jr dinyatakan bersalah atas 6 dakwaan pembunuhan tingkat dua, yang masing-masing dijatuhi hukuman selama 25 tahun hingga penjara seumur hidup.

Kisah pembunuhan lalu berubah menjadi horor...

Selain itu, 13 November menjadi penting dalam sejarah karena sejumlah momentum. Pada 1887 terjadi peristiwa Bloody Sunday (Minggu Berdarah) di Trafalgar Square, London.

Sejarah lain mencatat, pada 13 November 1990, sebuah revolusi teknologi terjadi. Halaman World Wide Web (www) untuk kali pertama diciptakan.

Pada tanggal yang sama tahun 1985, Gunung berapi Nevado del Ruiz meletus, dan mencairkan sebuah gletser yang kemudian mengubur Armero, Kolombia menewaskan sekitar 23.000 orang.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya