Obama: Saya Menolak Diskriminasi terhadap Muslim AS

Salah satu topik yang dibahas Obama dalam pidatonya adalah soal ras. Ia mengutip buku legendaris To Kill a Mockingbird.

oleh Citra Dewi diperbarui 11 Jan 2017, 11:11 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 11:11 WIB
20170111-Pidato Perpisahan Obama-Amerika Serikat
Presiden AS Barack Obama melambaikan tangan sesaat sebelum menyampaikan pidato perpisahannya sebagai pemimpin negara di Chicago, Selasa (10/1). Pidato perpisahan presiden menjadi tradisi dalam politik Negeri Abang Sam. (AP Photo/Charles Rex Arbogast)

Liputan6.com, Chicago - Barack Obama menyampaikan pidato perpisahannya sebagai Presiden Amerika Serikat di kampung halamannya, Chicago, pada 10 Januari 2017 waktu setempat.

"Halo, Chicago," kata Obama memulai pidatonya di McCormick Place Convention Centre. "Senang berada di rumah," lanjut dia yang disertai dengan gemuruh tepukan tangan dan standing ovation.

Dalam awal pidato perpisahan Obama, presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat itu membahas soal post-racial America--sebuah anggapan yang menyebut bahwa AS akan bebas dari preferensi ras, diskriminasi, dan prasangka.

"Setelah saya terpilih, terdapat diskusi soal post-racial America. Visi seperti itu, meski maksudnya baik, namun tidak pernah realistis. Karena ras tetap menjadi kekuatan ampuh dan sering (digunakan untuk) memecah belah masyarakat kita," ujar Obama.

"Saya hidup cukup lama untuk mengetahui bahwa hubungan antar ras telah lebih baik dari sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun lalu. Anda tidak hanya bisa melihatnya dalam statistik, Anda bisa melihatnya dalam sikap anak muda Amerika di seluruh spektrum politik," kata pria kelahiran 4 Agustus 1961 itu.

Namun, ia mengatakan bahwa rakyat Amerika tak boleh puas sampai di sana.

"Kita memiliki pekerjaan rumah lebih banyak. Bagaimana pun, jika setiap masalah ekonomi dibingkai sebagai perjuangan antar kelas menengah kulit putih dan minoritas yang tak pantas mendapatkannya -- maka pekerja seluruh warna kulit akan dibiarkan berjuang untuk mendapatkan sisa-sisanya, sementara orang-orang kaya akan lebih makmur," kata suami Michelle Obama.

"Jika kita menolak berinvestasi untuk anak-anak imigran, hanya karena mereka tidak terlihat sama seperti kita, kita akan mengurangi peluang masa depan anak-anak kita sendiri, karena anak-anak berkulit gelap itu mewakili bagian lebih besar dari tenaga kerja Amerika," imbuh Obama.

Dikutip dari The Guardian, Selasa (11/1/2017), Presiden AS yang menjabat selama dua periode itu, kembali melanjutkan pidatonya soal ras. Bahkan ia mengutip sebuah kalimat dari buku legendaris To Kill a Mockingbird karya Harper Lee.

"Anda tidak akan benar-benar memahami seseorang, sampai Anda mempertimbangkan hal-hal dari sudut pandangnya...sampai Anda menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya," ujar Obama mengutip perkataan Atticus Finch dalam buku tersebut.

Pria lulusan Harvard Law School itu juga mengidentifikasi kelompok yang sering dijadikan topik diskusi selama pemilihan presiden 2016.

"Untuk kaum kulit hitam dan minoritas lain, itu berarti mengikat perjuangan kita sendiri dalam keadilan untuk menghadapai tantangan yang juga dihadapi banyak orang di negeri ini -- pengungsi, imigran, orang miskin pedesaan, transgender, dan juga orang kulit putih paruh baya yang dari luar tampak memiliki banyak keuntungan, tapi ia melihat dunianya terjungkal oleh perubahan ekonomi, budaya, dan teknologi," kata Obama.

Dalam kesempatan itu, Obama mengucapkan kalimat yang disambut tepuk tangan gemuruh dan sorakan dari penonton.

"Karena itulah saya menolak diskriminasi terhadap Muslim Amerika," ujar Barack Obama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya