Gajah Afrika Langka Bergading Raksasa Mati, Korban Perburuan?

Gajah langka ini menjadi salah satu hewan berbelalai tertua dan terbesar di Afrika.

oleh Citra Dewi diperbarui 07 Mar 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 12:00 WIB
Jasad Satao II, Gajah Afrika bergading raksasa yang diduga tewas akibat perburuan
Jasad Satao II, Gajah Afrika bergading raksasa yang diduga tewas akibat perburuan (Tsavo Trust)

Liputan6.com, Nairobi - Seekor Gajah Afrika langka yang menjadi salah satu hewan berbelalai tertua dan terbesar di benua hitam dilaporkan mati, diduga kuat akibat perburuan. Hewan bernama Satao II dan berusia 50 tahun tersebut, ditemukan di dekat perbatasan Taman Nasional Tsavo, Kenya.

Konservasionis di taman nasional tersebut meyakini bahwa gajah jantan yang dijuluki "bergading raksasa" itu tewas akibat panah beracun. Meski sejauh ini penyebab kematiannya belum dikonfirmasi.

Satao II diberi nama setelah gajah bergading raksasa bernama Satao tewas akibat perburuan pada 2014. Saat ini hanya tersisa kurang dari 30 gajah Afrika bergading besar di dunia.

"Gajah seperti ini merupakan salah satu yang paling mudah didekati, salah satu gajah tua yang mudah diemukan. Banyak gajah lainnya lebih sulit ditemukan," ujar Kepala Tsavo Trust, Richard Moller, seperti dikutip dari BBC, Selasa (7/3/2017).

Sebuah tim dari Taman Nasional Tsavo dan Kenyan Wildlife Service mengamankan gading Satao II sebelum para pemburu mengklaim benda berharga itu. Menurut keterangan, gading tersebut masing-masing berbobot 51,5 kg dan 50,5 kg.

Bangkainya ditemukan pada Januari lalu melalui pengawsan udara rutin yang mencakup kawasan seluas 25.000 km persegi. Namun, kematiannya baru diumumkan pada 6 Maret 2017 lalu.

Setelah bangkai Satao II ditemukan, tim Taman Nasional melacak geng perburuan Gajah Afrika dan menangkap dua orang pemburu. Dalam penangkapan itu, pihak Taman Nasional juga menemukan tiga busur, 12 anak panah beracun, dan senapan AK47.

"Meskipun ini menjadi kesedihan mendalam, kami mengambil sisi positif bahwa kami menemukan jasad Satao yang masih utuh dengan gadingnya, dan mengamankannya sebelum jatuh ke tangan yang salah dan dijual ke pasar gading ilegal," ujar Tsavo Trust.

"Lebih penting lagi, geng perburuan ini...telah hancur selama-lamanya," imbuh organisasi konservasi itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya