Kerangka Berusia 12.000 Tahun Kuak Kerasnya Hidup di Amerika

Naia, remaja yang kerangkanya ditemukan di Meksiko, diyakini telah hamil dan melahirkan sebelum akhirnya meninggal dalam usia muda.

oleh Citra Dewi diperbarui 03 Apr 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 18:40 WIB
Ilustrasi tengkorak manusia
Ilustrasi tengkorak manusia (iStock)

Liputan6.com, Mexico City - Lebih dari 12.000 tahun, kerangka seorang remaja perempuan terbaring di kedalaman gua di Meksiko. Penyelidikan para ahli menguak masa lalunya yang kelam, yang mengungkap rincian kehidupan keras yang terjadi pada awal populasi di Benua Amerika.

Remaja yang dijuluki Naia tersebut, diyakini telah hamil dan melahirkan sebelum akhirnya meninggal dalam usia muda. Melalui kerangkanya, para peneliti menyebut bahwa ia telah berpergian jauh dengan berjalan kaki.

Selain itu, dilihat dari tanda di tulang dan giginya, Naia diyakini telah mengalami kelaparan parah dan kurang gizi.

"Ia menceritakan kita sebuah kisah," ujar seorang arkeolog dan ketua tim peneliti Naia dalam proyek National Institute of Anthropology and History Meksiko, James Chatters. "Saat itu kehidupan sangat keras," imbuh dia seperti dikutip dari Nature, Senin (3/4/2017).

Naia telah membantu menyingkap informasi asal orang Amerika. Pada 2014, Chatters dan rekannya melaporkan bahwa DNA Naia mengonfirmasi gagasan bahwa sebuah kelompok imigran Asia mengawali adanya orang asli Amerika.

Sebagai tindak lanjut atas hal tersebut, para penyelam memeriksa Naia di sebuah gua berisi air di Semenanjung Peninsula pada 2007. Namun penyusup kemudian merusak kerangkanya.

Akhirnya pada 2014 dan 2016, kerangka Naia dengan hati-hati dan berangsur-angsur diangkat keluar gua. Hal tersebut juga membuat ilmuwan mendapat akses yang lebih mudah untuk menelitinya.

Hampir setengah kerangka Naia dapat diambil, termasuk tengkorak utuh, kedua lengan, dan satu kaki. Kondisi itu membuatnya menjadi salah satu kerangka berusia 12.000 tahun yang paling lengkap.

Dari tulangnya, terungkap bahwa Naia berusia 15 hingga 17 tahun saat meninggal. Menurut Chatters, Naia merupakan remaja yang sangat kurus dengan tulang lengan atas hanya setebal jari kelingkingnya.

Tulang kering dan lututnya yang bergaris, diyakini diakibatkan karena terlalu sedikit makanan yang ia konsumsi atau akibat infeksi parasit yang membuatnya kesulitan menyerap nutrisi.

Menurut Chatters yang bekerja sama dengan Autonomous University of Yucatán di Merida, Mexico, tulang panggul Naia mirip dengan perempuan muda yang telah melahirkan.

Hal tersebut dijadikan indikator kuat bahwa Naia telah melahirkan sebelum meninggal. Tulangnya yang telah sembuh menunjukkan bahwa ia melahirkan jauh sebelum kematiannya.

Dilihat dari tulang lengannya, Naia tak melakukan pekerjaan seperti menggiling biji-bijian, menguliti kulit hewan, atau membawa beban berat -- pekerjaan umum saat itu. Namun dilihat tulang kakinya, ia diyakini telah melakukan perjalanan panjang.

Menurut arkeolog di Univeristy of Nevada, Gary Haynes, kurusnya tubuh Naia disebabkan karena perubahan lingkungan yang membuat hidupnya menjadi sulit.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya