Liputan6.com, Fukuoka - Sedikitnya 15 orang tewas setelah hujan lebat yang memicu banjir dan tanah longsor terjadi pada pekan ini di Jepang bagian barat daya. Demikian menurut kantor manajemen bencana Jepang.
Menurut situs Manajemen Bencana Prefektur Fukuoka, 12 orang tewas dan 14 lainnya hilang akibat bencana itu. Mereka juga mengatakan, sebanyak 104.746 orang masih berada di bawah perintah evakuasi.
Sementara itu tiga korban tewas lainnya terdapat di Prefektur Oita, di mana 47 orang dilaporkan hilang di wilayah itu. Sebanyak 40.033 warga juga masih berada di bawah perintah evakuasi.
Advertisement
Rekaman televisi udara memperlihatkan sungai-sungai yang meluap menghancurkan rumah-rumah dan jalan.
Dikutip dari CNN, Sabtu (8/7/2017), lebih dari 7.800 regu penyelamat dari kepolisian Fukuoka dan Pasukan Bela Diri Jepang diterjunkan untuk mencari orang-orang yang hilang. Namun hujan lebat pada Jumat, 7 Juli menghambat usaha mereka dan membuat operasi penyelamatan menjadi berbahaya.
Awal pekan ini, Asakura mengalami curah hujan satu setengah kali lebuh lebat dari rata-rata bulanannya dalam jangka waktu 24 jam. Distrik di Tokyo itu biasanya menerima 354 milimeter curah hujan per bulan, namun pada 5 Juli lalu menerima hingga 525 milimeter.
Hujan yang lebat telah diperkirakan karena musim hujan terus berimbas di Asia Timur. Curah hujan tambahan sebesar 50 milimeter bisa menyebabkan tanah longsor lebih banyak di Fukuoka.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang, Putri sulung Kaisar Akihito, Putri Mako, memutuskan menunda pengumuman pertunangannya. Hal tersebut dilakukan atas pertimbangan jatuhnya korban di wilayah terdampak bencana.
Seperti dikutip dari Japan Times, Putri Mako, 25, dan tunangannya, paralegal berusia 25 tahun Kei Komuro, pada awalnya dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada hari Sabtu siang.
Namun, mempertimbangkan penderitaan korban bencana, pasangan tersebut memutuskan untuk menunda acara tersebut, demikian menurut seorang pejabat senior lembaga tersebut. Tanggal baru pengumuman belum ditetapkan.
Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko, serta orangtua Putri Mako Pangeran Akishino dan Putri Kiko menyetujui keputusan tersebut.Â