Liputan6.com, Riyadh - Seorang perempuan yang dikabarkan berprofesi sebagai model membuat heboh publik Arab Saudi. Pasalnya Khulood, panggilan wanita itu, memposting video yang mempertontonkan ia mengenakan rok mini dan crop top atau atasan berpotongan pendek.
Dalam video yang diposting di sosial media Snapchat akhir pekan lalu, Khulood tampak berjalan di area sebuah benteng bersejarah di Desa Ushayqir, Provinsi Najd, sekitar 155 kilometer di utara Riyadh. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Selasa (18/7/2017).
Najd sendiri merupakan salah satu daerah paling konservatif di Arab Saudi. Itu merupakan kawasan di mana pendiri aliran Wahhabisme, Muhammad bin Abdul Wahhab, dilahirkan pada Abad ke-18.
Sontak, rekaman gambar tersebut memicu perdebatan sengit di media sosial. Sejumlah orang menyerukan agar perempuan itu ditangkap karena melanggar tata cara berpakaian di negara muslim yang konservatif tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Namun, tak sedikit yang membela perempuan itu, memuji "keberaniannya". Kini, otoritas Saudi tengah menyelidiki wanita nekat itu.
Video Khulood dengan cepat menyebar hingga ke ranah Twitter. Polemik pun terbagi antara orang-orang yang menginginkan perempuan itu dihukum dengan mereka yang berpendapat ia seharusnya diizinkan memakai busana yang dikehendakinya.
Merespons beredarnya video Khulood tersebut, wartawan bernama Khaled Zidan menulis, "Kembalinya Haia (polisi syariat) ke sini adalah sebuah keharusan".
Sementara itu, pengguna Twitter lainnya mengungkap pendapat senada, "Kita harus menghormati hukum negara. Di Prancis, niqab dilarang dan perempuan akan didenda jika memakainya. Di Arab Saudi, mengenakan abaya dan pakaian sederhana adalah bagian dari hukum kerajaan".
Penulis dan filsuf, Wael al-Gassim mengatakan, "terkejut dengan kicauan kemarahan warga".
"Saya pikir dia telah mengebom atau membunuh seseorang. Ternyata itu menyangkut dengan roknya yang tidak disukai mereka. Saya penasaran bagaimana Visi 2030 akan sukses jika dia ditahan," tambah al-Gassim.
Visi 2030 merupakan program reformasi yang diluncurkan tahun lalu oleh Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (31).
Beberapa yang membela Khulood menyinggung sejumlah perempuan asing yang memilih tak mengikuti tata cara berpakaian Saudi saat berkunjung ke negara itu pada Mei lalu. Mereka adalah Ibu Negara Amerika Serikat Melania Trump dan putri tirinya Ivanka Trump.
Ada pula yang berargumen, seandainya perempuan tersebut orang asing maka yang dibicarakan adalah kecantikannya.
Fatima al-Issa menulis, "Jika dia orang asing, maka orang akan memuji keindahan pinggangnya dan pesona matanya... Tapi karena dia orang Saudi mereka meminta ia segera ditangkap".
Perempuan di Saudi harus mengenakan abaya dan jilbab ketika tampil di muka umum. Mereka juga "dipagari" sejumlah aturan ketat lain, salah satunya dilarang mengemudi.
Pada Senin kemarin, surat kabar Okaz melaporkan bahwa pejabat di Ushayqar telah mendesak gubernur dan polisi untuk mengambil tindakan atas perempuan tersebut.
Simak videonya berikut ini: