Tanam Padi hingga Pantai, Ini Paket Wisata yang Ditawarkan Korut

Korut mulai mempromosikan pariwisata negaranya, dari berselancar sampai menanam padi.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Jul 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2017, 08:42 WIB
Pyongyang (iStock)
Pyongyang (iStock)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mulai mempromosikan negaranya sebagai salah satu destinasi wisata dunia. Badan Pariwisata Korut bahkan telah mengeluarkan materi promosi berupa situs internet demi menarik wisatawan asing.

Dalam situs itu, Korut menawarkan beberapa opsi wisata. Termasuk, menanam padi dan berselancar.

Anak Indonesia bercocok tanam di Korea Utara (Foto KBRI Pyongyang)

Selain itu, Badan Pariwisata Korut juga menawarkan wisata di Ibu Kota Korut Pyongyang dan beberapa tema tur lain.

Untuk pantai, negara yang dipimpin Kim Jong-un, menawarkan paket wisata di pantai timur, Majon. Tidak cuma bisa menikmati berselancar, pantai tersebut diklaim sangat bersahabat dan begitu bersih.

Situs juga menyediakan, informasi dasar soal udara serta rute kereta listrik. Tak ketinggalan, informasi mengenai bagaimana cara memakai angkutan umum seperti taksi dan bus.

Walau menyediakan informasi lengkap, situs tersebut tidak mengizinkan wisatawan memilih sendiri agen wisata. Mereka harus menggunakan beberapa agen yang sudah disiapkan dan diberi izin pemerintah setempat.

Situs yang bernama tourismdprk.gov.kp. pun juga multi bahasa. Pengguna bisa memilih empat bahasa yang disediakan yaitu, Korea, Inggris, China dan Rusia.

Promosi Korut ditentang habis-habisan AS. Negeri Paman Sam mengeluarkan peringatan keras pada warganya untuk tidak berkunjung ke Korut.

Sejumlah polisi wanita memantau jalan dikawasan sekitar di Pyongyang, Korea Utara (5/6). Menurut pihak setempat, para polisi wanita ini memiliki seragam yang berbeda untuk waktu yang berbeda dalam setahun. (AFP Photo/Ed Jones)

"(Pergi ke Korut) punya resiko tinggi untuk ditangkap dan ditahan dalam waktu lama," sebut keterangan Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip dari Strait Times, Rabu (19/7/2017).

Di samping AS, negara yang mengeluarkan peringatan keras untuk tidak mengunjungi Korut adalah Kanada, Australia dan Selandia Baru.

AS punya pengalaman buruk terkait warganya yang datang ke Korut. Dalam satu dekade terakhir sudah 16 warga AS yang ditahan.

Salah satunya adalah mahasiswa 22 tahun bernama Otto Warmbier. Ia ditahan karena mencuri selebaran propaganda yang ada di hotel tempatnya menginap.

Ia akhirnya dilepaskan pada Juni lalu. Namun, meninggal dunia beberapa hari setelah dilepas.

Seperti Ini Pengalaman Liburan di Korut

Pengalaman mengenai liburan di Korut, pernah diceritakan oleh seorang pelancong asal Shane Dallas. Ia mengaku, mendapat pengalaman berbeda ketika berada di negara itu.

"Sebagai pelancong, di Korut itu menyenangkan, Anda diperlakukan dengan baik," ucap Dallas.

Bukan kali ini saja Korut, 'membuka lebar' negaranya. Pada awal 2017 demi memeriahkan Pyongyang Marathon ke-30, mereka mengizinkan para pelari dan wisatawan berkunjung ke negaranya.

Kejuaraan ini pun dibuka bagi semua pihak, baik itu atlet profesional maupun pelari amatir.

Seorang polisi wanita mengatur lalu lintas di sebelah truk yang melintas di Pyongyang, Korea Utara (5/6). Para polisi wanita ini harus meninggalkan profesi mereka jika mereka menikah dan akan pensiun ketika memasuki usia 26 tahun. (AFP Photo/Ed Jones)

Rute maraton diawali dan diakhiri di Stadion Kim Il Sung. Perlombaan dimulai pukul 09.00 pagi dan selesai sebelum pukul 13.00 siang. Demikian dilansir dari Shanghaiist, Senin (5/11/2016).

Meski demikian, para peserta tak bisa mendaftar sendirian. Mereka harus mendaftar lewat agen tur yang sudah ditunjuk pemerintah Korut, Uri Tours.

Nanti pihak tur akan menyediakan semua informasi untuk masuk ke Korut maupun ikut serta dalam acara tersebut.

Lebih menakjubkan lagi, mereka yang ingin mendaftar per kelompok tidak dibatasi jumlah dalam satu kelompoknya. Otoritas negara setempat memastikan siap menampung berapa pun pelari yang mendaftar sampai waktu pendaftaran ditutup pada 31 Desember 2016.
 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya