Liputan6.com, London - Sejarah mencatat Wright bersaudara, Orville dan Wilbur sebagai sosok inovator pesawat. Kakak-beradik itu berhasil menciptakan cikal bakal pesawat terbang yang kini sangat berguna untuk mobilitas manusia.
Pada 17 Desember 1903, mereka berhasil menerbangkan pesawat untuk kali pertama di Kill Devil Hills, North Carolina, Amerika Serikat.
Baca Juga
Lima Tahun kemudian, tepatnya pada 8 Agustus 1908, pesawat ciptaan mereka diterbangan secara perdana di muka publik, yang berlokasi di arena balap Hunaudieres, Le Mans, France. Dalam uji coba itu, pesawat terbang 1 menit 45 detik. Ini menjadi tonggak awal dunia dirgantara.
Advertisement
Berkat dua bersaudara itu, teknologi pesawat terbang berkembang sesuai dengan zamannya.
Lantas, pernahkah terpikirkan bagaimana pesawat di masa yang akan datang? Seperti apakah perjalanan di udara kira-kira 10 atau 50 tahun mendatang?
Berikut 7 gambaran terbang di masa depan. Liputan6.com mengutip dari Telegraph pada Rabu (26/7/2017):
Tak Perlu Paspor hingga Terbang ke Angkasa Luar
1. Berakhirnya Era Paspor
Teknologi pengenalan wajah di masa depan akan menjadi sesuatu yang lumrah dan murah. Sebuah perusahaan Inggris berencana memasang pengenalan biometrik wajah di Bandara Dubai International pada akhir tahun ini.
Teknologi tersebut dilakukan saat penumpang melewati pintu pengecekan.
Dengan teknologi itu, nantinya akan mengganti paspor, sehingga ke depannya seluruh warga dunia ini tak memerlukan paspor lagi karena pengenalan dapat dilakukan di bandara.
2. Ada Gym, Starbucks dan Tempat Main
Duduk lama di pesawat adalah hal yang tak sehat. Apalagi jika terbang selama berjam-jam.
Di masa depan, divisi kreatif Airbus tengah menciptakan pesawat baru yang disebut Transpose. Desain itu membuat penumpangnya bisa berjalan-jalan dengan bebas, olah raga, hingga kedai kopi Starbucks. Tak hanya itu, Transpose menyediakan ruangan khusus anak.
3. Ke Angkasa Luar
Tak hanya penerbangan antar benua, di masa depan, pesawat akan melayani rute ke angkasa luar.
Sementara, pesawat di Bumi rencananya akan memiliki desain dengan jendela yang luas.
Advertisement
Kabin Berdiri hingga Autopilot
4. Kabin Berdiri
Maskapai murah VivaColombia kini tengah mempertimbangkan untuk menghilangkan seluruh kursi di pesawat-pesawat mereka. Para penumpang akan berdiri menikmati perjalanan di udara.
Mereka berharap langkah ini akan menurunkan tarif dengan menambah jumlah penumpang bagi kelas pekerja Kolombia dan turis.
Keinginan ini diungkapkan oleh VivaColombia setelah menambahkan 50 pesawat Airbus 320 baru ke armadanya untuk memanfaatkan pasar turis yang berkembang di negara itu. Pesawat baru akan memiliki lebih banyak kursi dan biaya operasional yang lebih rendah. Rencananya, burung besi baru dengan lebih banyak kursi akan beroperasi pada awal 2018.
Pendiri dan CEO VivaColombia, William Shaw, mengatakan kepada Miami Herald bahwa maskapai penerbangan tersebut sedang mempertimbangkan pilihan perjalanan vertikal. Dia berkata, "Ada orang di luar sana sekarang yang meneliti apakah Anda bisa terbang sambi berdiri--kami sangat tertarik dengan apa pun yang membuat perjalanan lebih murah."
5. Supersonik
Para penggila jalan-jalan yang bermimpi untuk terbang lebih cepat dari kecepatan suara, sebentar lagi bakal terwujud. Rencananya, unit supersonik tersebut bakal mengudara tahun 2019. Proyek tersebut kini tengah didandani.
Adalah seorang desainer Kanada, Charles Bombardier yang merilis konsep pesawat bernama Skreemr. Burung besi dengan teknologi berkecepatan super.
Atau dengan kata lain, Skreemr mampu melesat 12.345 kilometer per jam! 5 kali kecepatan Concorde generasi pendahulunya.
Dengan kecepatan seperti itu, perjalanan London ke New York ditempuh dalam kurun waktu setengah jam atau 30 menit saja.
6. Lebih Sering Terlambat
Tak melulu hal positif akan dihadapi bisnis penerbangan di masa depan. Salah satunya adalah jumlah keterlambatan meningkat.
Menurut National Air Traffic Service, pada 2030, keterlambatan di bandara Inggris diperkirakan 44 kali lebih parah.
7. Autopilot
Dalam waktu 50 tahun ke depan, pesawat tak lagi membutuhkan pilot.
Boeing dilaporkan tengah membuat uji coba artificial intelijen dalam simulator kokpit pada akhir 2017. Dan rencananya akan dites terbang tahun depan.
Tantangan selanjutnya maskapai ini akan meyakinkan regulator bahwa autopilot aman digunakan dengan penumpang di kapal terbang.
Ke depannya, penerbangan komersial sudah bisa lepas landas, mengudara, dan mendarat menggunakan teknologi "fly by wire" . Meski demikian, pihak regulator masih mengganggap hak itu tidak aman saat pesawat menghadapi situasi darurat.
Diperkirakan bahwa teknologi saat ini agak jauh dari 'impian' autopilot, namun yang lain percaya dalam waktu 50 tahun ke depan, hal itu bisa terwujud.