Gadis Rusia Tersesat Seminggu di 'Tanah Beruang' Hutan Siberia

Demi menyelamatkan sang gadis, pencarian itu melibatkan banyak pihak, mulai dari pemburu, relawan, polisi, dan Garda Nasional Rusia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 06 Agu 2017, 07:36 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2017, 07:36 WIB
Pencarian Yana, gadis berusia 14 tahun yang tersesat selama seminggu di tengah hutan Siberia berakhir sukses (Kementerian Situasi Darurat Wilayah Krasnoyarsk/www.mchs.gov.ru)
Pencarian Yana, gadis berusia 14 tahun yang tersesat selama seminggu di tengah hutan Siberia berakhir sukses (Kementerian Situasi Darurat Wilayah Krasnoyarsk/www.mchs.gov.ru)

Liputan6.com, Moskow - Pencarian seorang gadis yang tersesat selama seminggu di tengah hutan Siberia berakhir sukses. Demi menyelamatkan sang gadis, pencarian itu melibatkan banyak pihak, mulai dari pemburu, relawan, polisi, Garda Nasional Rusia, dan Kementerian Situasi Darurat Rusia.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Minggu (6/8/2017), tim SAR yang mencari Yana Tomachyeva, seorang remaja yang hilang di hutan Siberia pada 24 Juli lalu saat ia tengah berjalan bersama ibu dan saudara perempuannya, terhalang oleh medan yang sulit.

Tak ada satu pun kendaraan khusus dengan roda rantai yang bisa menembus hutan. Hutan itu penuh rawa dan diselimuti dengan vegetasi yang lebat. Akhirnya, helikopter terpaksa menurunkan tim SAR di berbagai titik pencarian di seluruh hutan karena keluarga dan teman-teman Yana semakin khawatir terhadap keselamatannya.

Tanah Beruang

"Penduduk setempat menyebut daerah ini Tanah Beruang," kata Vladimir Yurchenko, kepala polisi kepolisian setempat.

"Tim SAR terdiri dari para relawan, ditambah polisi bersenjata untuk menghindari serangan binatang liar," tambahnya.

Yana berhasil bertahan hidup dengan memakan buah buni (berry) yang tumbuh melimpah di hutan (Kementerian Situasi Darurat Wilayah Krasnoyarsk/www.mchs.gov.ru)

Gadis berusia 14 tahun itu benar-benar beruntung. Dia sama sekali tidak bertemu dengan beruang lapar -- salah satu kelompok pencarian dikabarkan sempat melihat seekor induk beruang dan anaknya.

Kasur Pohon, Minum Embun, dan Makan Buah Buni

Selama proses pencarian, tim SAR beberapa kali menemukan tempat bermalam remaja tersebut. Dia menggunakan ranting-ranting pohon fir untuk membuat tempat tidur, yang mungkin telah menyelamatkan hidupnya, mengingat di daerah tersebut suhu udara turun drastis pada malam hari. Lebatnya hutan juga membuatnya terlindung dari hujan.

"Saat ini di Siberia memang sedang musim panas, tapi suhu pada pagi hari di taiga berkisar 20 derajat Celcius. Sementara pada malam hari, suhu bisa turun hingga enam atau tujuh derajat Celcius," kata Yurchenko.

Yana berhasil bertahan hidup dengan memakan buah buni (berry) yang tumbuh melimpah di hutan. Dia juga menemukan sumber air bersih dari anak sungai yang mengalir di dalam hutan dan meminum embun yang menempel di dedaunan. Pola makan yang sangat sederhana ini ternyata cukup untuk membuatnya tetap bertahan. Namun, semakin hari, tubuhnya semakin lemah. Untungnya, tim SAR berhasil menemukannya sebelum terlambat.

"Kami berbicara dengan gadis itu hari ini dan dia bilang tidak mendengar suara helikopter. Kami pikir hal itu disebabkan oleh kondisi fisik yang lemah setelah menghabiskan waktu berhari-hari di hutan dan hanya makan buah buni," ujar Yurchenko.

Meskipun luar biasa lelah, Yana terlihat dalam kondisi yang relatif baik saat ditemukan. Sebuah helikopter menurunkan kabel dan mengangkatnya ke tempat yang aman dengan menggunakan tandu. Tak diragukan lagi, berkat keberanian Yana dan ketekunannya tim SAR, nyawanya terselamatkan.

 Saksikan video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya