Di Depan Menlu Retno, Panglima Myanmar Jelaskan Kondisi Rakhine

Pertemuan yang dilangsungkan di Ibu Kota Naypyidaw, membicarakan situasi terkini Negara Bagian Rakhine.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Sep 2017, 16:17 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2017, 16:17 WIB
Menlu dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar
Menlu dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar (Foto: Facebook Min Aung Hlaing)

Liputan6.com, Naypyidaw - Tiba di Myanmar, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung melakukan pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Pertemuan yang dilangsungkan di Ibu Kota Naypyidaw itu membicarakan situasi terkini Negara Bagian Rakhine yang saat ini sedang diterpa krisis kemanusiaan Rohingya.

"Dalam pertemuan, Jenderal Senior menjelaskan situasi nyata soal serangan teroris ARSA ke daerah Buthitaung dan Maungdaw di Negara Bagian Rakhine," tulis pernyataan di Facebook resmi Jenderal Min Aung Hlaing.

"Lalu, Jenderal Senior dan Menlu Retno bertukar pikiran mengenai bantuan kemanusiaan untuk warga Rakhine," pernyataan itu melanjutkan.

Hari ini, Menlu Retno Marsudi bersama Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi direncanakan melakukan serangkaian pertemuan. Selain panglima, mereka akan bertemu State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Menlu juga membahas progres pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Myauk U, Rakhine State.

"Pembangunan tahap pertama Rumah Sakit Indonesia telah selesai dilakukan. Tahap pertama ini meliputi pengurukan tanah sehingga rumah sakit tersebut tidak rentan terhadap banjir serta pembangunan pagar," tutur Menlu Retno dalam keterangan yang diterima Liputan6.com Senin (4/9/2017).

Menurutnya, saat ini pembangunan Rumah Sakit Indonesia sudah memasuki tahap II, yaitu untuk ruang dokter dan perawat. Rencananya, rumah sakit ini akan selesai dalam dua bulan.

Setelah itu, tahap III berupa pembangunan gedung utama rumah sakit akan dimulai. Bangunan Rumah Sakit itu menempati tanah sekitar 8.000 m2 dan luas bangunan lebih dari 1.000 m2.

Pelaksanaan pembangunan rumah sakit sepenuhnya dilakukan kontraktor dan pekerja Myanmar, yang terdiri dari warga Rakhine dan umat muslim. Diharapkan proses pembaruan melalui kegiatan ekonomi tersebut akan membantu proses rekonsiliasi ketegangan antarkomunal yang terdiri di Rakhine State.

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia ini, menurut Menlu Retno Marsudi, sangat diharapkan di wilayah tersebut. Ia berharap, dengan selesainya pembangunan rumah sakit tersebut, pelayanan kesehatan untuk semua masyarakat di Rakhine State akan dapat dilakukan dengan baik.

Sekjen PBB Prihatin atas Kondisi Myanmar

Krisis kemanusiaan di Myanmar mulai menjadi perhatian serius Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.

Pria Portugal tersebut mengatakan, adanya laporan mengenai tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas muslim Rohingya yang seharusnya tidak terjadi.

Dia juga menyerukan semua pihak untuk menahan diri agar tidak terjadi krisis kemanusiaan besar di negara itu.

"Kami saat prihatin dengan laporan mengenai operasi keamanan yang dilakukan aparat keamanan Myanmar di Rakhine," ucap Guterres seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (2/9/2017).

"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri dan tenang agar tidak terjadi krisis kemanusiaan," ucap dia.

Terkait soal penyediaan jaminan keamanan dan perizinan masuknya bantuan, seharusnya hal tersebut bisa dijamin negara.

Dewan Keamanan PBB telah melakukan pertemuan tertutup untuk membahas masalah Rohingya pada Rabu lalu. Namun, tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan usai pertemuan.

Simak video berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya