Polisi Inggris Tangkap Pemuda 18 Tahun Terkait Serangan London

Seorang pria berusia 18 tahun yang dicurigai terlibat dalam serangan di Parsons Green, London, ditangkap pihak kepolisian di Dover.

oleh Citra Dewi diperbarui 16 Sep 2017, 17:40 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 17:40 WIB
Ledakan di Kereta Bawah Tanah London Dianggap Serangan Teror
Ledakan di Kereta Bawah Tanah London Dianggap Serangan Teror (London Underground Station TWITTER / @ASolopovas)

Liputan6.com, Dover - Seorang pria berusia 18 tahun yang dicurigai terlibat dalam serangan di stasiun bawah tanah Parsons Green, London, ditangkap pihak kepolisian.

Pria tersebut ditangkap di di Dover oleh Kepolisian Kent. Saat ini ia ditahan di sebuah pos polisi setempat.

Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan Neil Basu mengatakan, penangkapan tersebut merupakan hal yang signifikan. Namun, tingkat ancaman di London masih tetap berada di level kritis.

Basu mengatakan, dengan adanya penangkapan tersebut, tak mengubah tindakan pengamanan. Ia menambahkan, sejumlah langkah masih akan dilakukan dan pasukan akan diterjunkan lebih banyak lagi.

"Penangkapan ini akan membuat petugas kami berbuat lebih banyak lagi," ujar Basu seperti dikutip dari BBC, Sabtu (16/9/2017).

"Atas alasan penyelidikan yang kuat, kami tidak akan memberikan rincian lebih lanjut tentang orang yang kami tangkap pada tahap ini," imbuh dia.

Penangkapan itu terjadi beberapa jam setelah Kepolisian Inggris memburu pelaku serangan. Pihak keamanan mengatakan, mereka mengerahkan ratusan petugas untuk memeriksa CCTV.

Sebanyak 29 orang terluka dalam peristiwa yang terjadi pada 15 September 2017 tersebut. Stasiun yang sempat ditutup sementara itu, kembali dibuka pada Sabtu 16 September.

Seorang sumber penegak hukum Amerika Serikat mengatakan, perangkat peledak yang digunakan dalam serangan Parsons Green, London, adalah ember plastik putih dengan kain hitam di atasnya dan kabel yang menjuntai. Alat peledak itu dibawa dalam tas belanja yang tertutup rapat.

 

PM Inggris Meningkatkan Level Ancaman

Usai ledakan terjadi di Parsons Green, Perdana Menteri Inggris Theresa May, meningkatkan level ancaman di negaranya dari parah menjadi kritis.

Keputusan May untuk menaikkan tingkat ancaman membuat tentara Inggris akan mengambil alih tugas-tugas tertentu, yang biasanya dilakukan oleh polisi. Sebelumnya, Inggris berada di tingkat ancaman tersebut saat terjadi serangan di konser Ariana Grande di Manchester.

Sementara itu, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Parsons Green. Dalam sebuah pernyataan di saluran resminya di aplikasi Telegram, kelompok tersebut mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh detasemen ISIS.

Dalam pernyataan berikutnya, ISIS mengaku bawah penyerang berhasil menanam sejumlah alat peledak dan meledakkan salah satunya.

Meski demikian, polisi belum mengumumkan penemuan bahan peledak lain di Stasiun Parsons Green, London.

Inggris telah menjadi target tiga serangan teror mematikan sepanjang 2017. Sebanyak 33 orang tewas dalam teror tabrakan van dan serangan pisau di London Bridge dan Westminster Bridge yang terletak di jantung kota London, sementara satu lainnya adalah aksi bom bunuh diri sesaat setelah konser penyanyi pop dunia Ariana Grande di Manchester.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya