Isu Rohingya hingga Korut Akan Dibahas dalam Ajang CIFP 2017

Merayakan HUT 50 tahun ASEAN, Foreign Policy Community of Indonesia akan menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy 2017.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Okt 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2017, 09:36 WIB
Barack Obama Akan Hadir Dalam Kongres Diaspora ke Empat
Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Merayakan HUT 50 tahun ASEAN, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy 2017 (CIFP 2017) pada Sabtu 21 Oktober 2017 di Jakarta.

Konferensi edisi ketiga itu mengambil tajuk "Win-Winning ASEAN, Conquering Globalization". Tema itu selaras dengan peringatan setengah abad berdirinya ASEAN serta globalisasi di masa kini yang semakin berkembang setiap harinya.

"CIFP disebut sebagai konferensi politik luar negeri terbesar di dunia secara umum. Konferensi ini menunjukkan semangat internasionalisme di Indonesia yang sangat tinggi," jelas pendiri FPCI, Dino Patti Djalal.

Terkait globalisasi, salah satu tema yang diangkat dalam konferensi itu, Dino menjelaskan," Globalisasi menjadi sorotan, karena isu itu kembali mengguncang berbagai negara besar. Indonesia perlu mencermatiarah globalisasi dalam 20 tahun ke depan. Jangan sampai salah membaca arus zaman dan salah melangkah," jelas pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri RI itu.

CIFP 2017 akan menghadirkan 80 pembicara yang merupakan figur ternama dari dalam dan luar negeri. Masing-masing akan berbicara dalam 18 sesi terpisah yang akan membahas sejumlah isu meliputi, globalisasi, sentralitas ASEAN, poros maritim, Laut China Selatan, Rohingya, Korea Utara, konflik Marawi, ISIS, perdagangan bebas, One Belt-One Road China, dan lain-lain. Demikian menurut rilis dari FPCI yang diterima Liputan6.com, Kamis (19/10/2017).

Pembicara yang hadir meliputi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI Arif Havas Oegroseno, dan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kemlu RI Jose Tavares.

Pengamat, analis, dan cendekiawan Tanah Air juga akan mengisi perhelatan itu. Mereka meliputi Hasjim Djalal, Andi Wijayanto, Endy Bayuni, Evi Fitriani, Rene Pattirajawane, dan lain-lain.

Beberapa pemimpin daerah Indonesia, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Gubernur NTB aenul Majdi, dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika ikut menjadi pembicara dalam CIFP 2017.

Figur selebriti seperti Chelsea Islan dan pengusaha seperti Ciputra, Wisnutama,William Tanuwijaya turut ambil bagian sebagai pengisi acara.

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin, satu dari sejumlah figur politik dunia yang akan hadir dalam perhelatan itu.

Dan, tak kalah ketinggalan, Ketua MPR Zulkifli Hassan dan Prabowo Subianto akan menjadi pembicara kunci penutup acara. Keduanya akan berbicara mengenai 'Arti Nasionalisme di Abad ke-21'.

FPCI merupakan organisasi nirlaba dan non-pemerintah yang berkecimpung dalam bidang hubungan internasional Indonesia. Didirikan oleh Dino pada 2014, organisasi itu mengklaim sebagai foreign policy group independen terbesar di Indonesia, dengan 40.000 orang yang menjadi bagian network-nya.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya