Kecewa dengan Anak Sendiri, Pria Ini Siarkan Kematian di Facebook

Lewat akun pribadinya, Uzun menyampaikan keluh kesah yang ia alami. Netizen yang melihat aksi tersebut hanya bisa terpelongo.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Okt 2017, 20:15 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 20:15 WIB
Detik-detik Ayhan Uzun menembaki kepalanya dengan pistol (Facebook/Ayhan Uzun)
Detik-detik Ayhan Uzun menembaki kepalanya dengan pistol (Facebook/Ayhan Uzun)

Liputan6.com, Istanbul - Aksi bunuh diri yang disiarkan secara langsung lewat media sosial memang bukan yang pertama. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi aksi nekat tersebut.

Seperti dilansir dari laman New York Post, Rabu (25/10/2017), kali ini, insiden bunuh diri yang disiarkan lewat akun Facebook terjadi di kota Kayseri, Turki.

Seorang pria setengah baya bernama Ayhan Uzun merekam detik-detik kepergiannya karena merasa kecewa dengan tindakan putri kandungnya.

Pria berusia 54 tahun itu merasa sedih karena sang anak tak mengabarinya ketika ia bertunangan dengan pria pilihan hatinya.

Lewat akun pribadinya, Uzun menyampaikan keluh kesah yang ia alami. Netizen yang melihat aksi tersebut terpelongo dan berupaya menghentikan aksi gilanya lewat kolom komentar.

Tak lama setelah menyampaikan unek-unek, pria itu mengeluarkan sebuah pistol yang kemudian ia tempelkan ke pelipis bagian kiri.

"Selamat tinggal, saya akan pergi dan jaga diri kalian baik-baik," kata Uzun.

Sebelum menembak bagian kepalanya hingga tewas, Uzun sempat terlihat sendirian dalam video yang sama.

"Malam ini saya melakukan live streaming dan ingin menyampaikan sebuah wasiat. Apabila saya meninggal jangan ada yang datang untuk menghadiri pemakaman saya," tambahnya.

Uzun juga mengatakan, ia mendapat informasi pertungangan sang putri tercinta dari istrinya sendiri.

"Tak ada seorang pun yang datang untuk meminta pendapat saya," kata Uzun.

"Saya tak diperlakukan seperti laki-laki pada umumnya," tambahnya.

Hingga saat ini, belum diperoleh informasi seputar alasan putri dari Uzun tak meminta izin atau memberi tahu ayahnya jika ia akan bertunangan dengan calon suaminya kelak.

Namun, dari informasi yang tertera jenazah Uzun selanjutnya akan dibawa ke rumah sakit untuk keperluan otopsi.

 

Model Cantik Gantung Diri Saat 'Video Call' dengan Suami

Seorang model dan ibu rumah tangga asal Bangladesh ditemukan tewas tak bernyawa. Wanita berusia 22 tahun itu diketahui menghabisi nyawanya dengan cara gantung diri saat melakukan sambungan komunikasi dengan fitur video call bersama suaminya.

Dilansir dari laman Independent, Risila Binte Wazer ditemukan oleh pihak keluarga dalam kondisi tak bernyawa.

Saat ditemukan, pihak keluarga segera melarikan wanita tersebut ke rumah sakit terdekat di kota Dhaka.

Namun, nyawa Wazer tak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter.

Kala itu, Wazer memang tinggal sendirian di rumah. Anak perempuan yang biasanya menemani sedang menginap beberapa hari di rumah neneknya.

Hingga kini, tim kepolisian belum mengetahui apa motif bunuh diri yang dilakukan oleh Risila Binte Wazer.

Polisi mengatakan, dugaan sementara tewasnya Wazer karena mengalami permasalahan rumah tangga yang sangat rumit. Meski begitu, polisi baru dapat menduga dan belum bisa memastikannya.

"Wazer gantung diri saat melakukan sambungan video call dengan suaminya," ujar polisi.

Selain berprofesi sebagai model, Wazer juga tercatat sebagai mahasiswi di Atish Dipankar University of Science and Technology dan mengambil jurusan Sastra Inggris.

Selain kasus gantung diri yang dilakukan oleh Wazer, beberapa peristiwa serupa juga pernah terjadi.

Seeorang pengantin remaja putri asal Tajikistan memutuskan untuk bunuh diri setelah suaminya menolak hasil tes keperawanannya. Malangnya, uji coba itu dilakukan atas dasar pemaksaan dan berulang kali.

Remaja puteri nahas itu bernama Rajabbi Khurshed. Di usia yang masih 18 tahun itu, ia memutuskan bunuh diri.

Hal itu ia lakukan 40 hari setelah pernikahan yang telah diatur oleh pihak keluarga pria bernama Zafar Pirov di Desa Charbogh, Tajikistan.

Pirov memaksa sang istri untuk melakukan dua uji coba keperawanan tambahan -- dari yang diwajibkan oleh pemerintah Tajikistan.

Tak puas dengan hasil seluruh uji coba, pria 40 tahun ingin memiliki istri kedua.

Keluarga Khurshed mengatakan kepada Radio Free Europe bahwa anak perempuan mereka mengatakan, saat menjelang ajal bahwa dia mendapat tekanan besar dari suaminya dan ia tidak dapat menerimanya lagi.

Sang ibu, Fazila Mirzoeva, memandang anak perempuannya adalah korban dari fitnah dan kekerasan. Akhirnya, keluarga tersebut menuntut sang menantu pria ke meja hukum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya