Liputan6.com, Kashmir - Pihak berwenang di Kashmir yang pemerintahannya dikelola India, mengumumkan larangan satu bulan terhadap 22 layanan media sosial, termasuk Facebook, Twitter dan WhatsApp. Sebab layanan tersebut dianggap sebagai biang rusuh.
Pemerintah negara bagian itu mengatakan, bahwa layanan media sosial tersebut disalahgunakan oleh elemen anti-pemerintah untuk menghasut kekerasan.
Baca Juga
Videografis yang menunjukkan aksi kekerasan di kedua kubu telah dibagikan secara ekstensif. Sedikitnya sembilan orang tewas dalam bentrokan yang meluas dengan pasukan keamanan di wilayah yang disengketakan tersebut.
Advertisement
Layanan media sosial lainnya, alat komunikasi dan website yang dilarang berdasarkan perintah itu termasuk situs berbagi video ternama, Skype, Telegram, Snapchat dan Reddit.
Perintah pemerintah negara bagian itu menyebutkan, bahwa video berisi adegan tak layak didistribusikan untuk menyebarkan rasa tidak puas kepada pihak berwenang.
Konfrontasi di Kashmir sering terjadi sejak pembunuhan pemimpin militan ternama Burhan Wani oleh pasukan keamanan Juli 2016 lalu.
Aksi kekerasan terakhir terjadi pada 9 April, ketika itu delapan orang tewas dan sejumlah lainnya terluka akibat polisi bentrok dengan pemrotes saat pemilihan di kota Srinagar.
Sejak itu, ratusan siswa protes turun ke jalan. Mereka meneriakkan slogan anti-India dan melemparkan batu ke pasukan keamanan.
Kemudian beredar video grafis yang mengklaim sebagai rekaman aksi pelecehan di kedua kubu dan semakin memicu memanasnya konflik tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, banyak sekolah dibakar dan polisi mengatakan tiga politisi telah dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal.
Kashmir dengan penduduk mayoritas Muslim berada di tengah perselisihan teritorial, yang berlangsung puluhan tahun antara India dan Pakistan.
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan bagian-bagian yang berbeda.