Israel Ledakkan Terowongan di Gaza, 8 Warga Palestina Tewas

Serangan Israel ke sebuah terowongan di Gaza dituding usaha untuk merusak kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Okt 2017, 08:48 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 08:48 WIB
20170207- Israel Serang Hamas di Jalur Gaza-AFP Photo
Seorang pria berlari menyelamatkan diri dari gempuran serangan udara Israel di Jalur Gaza Utara, Senin (6/2). (AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)

Liputan6.com, Gaza - Delapan orang tewas ketika militer Israel menyerang sebuah terowongan yang mengarah ke Israel dari Gaza. Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina.

Seperti dikutip dari CNN pada Selasa (31/10/2017), militer Israel sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya telah menetralisir "terowongan teror" yang mengarah ke Israel selatan dari Khan Younis di selatan Gaza.

Juru bicara Angkatan Darat Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus menggambarkan bahwa terowongan tersebut diledakkan dari sisi Israel.

Ketika ditanyakan soal laporan bahwa anggota senior kelompok Islamic Jihad tewas dalam operasi tersebut, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa tidak pernah ada niat dengan cara apa pun atau pada tahap apa pun untuk menargetkan tokoh senior.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat secara signifikan mengingat sejumlah besar orang masih dilaporkan hilang.

Serangan ini terjadi pada Senin 30 Oktober 2017, waktu setempat atau dua hari sebelum kontrol internal penyeberangan perbatasan Gaza diserahkan dari Hamas ke Otoritas Palestina. Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah.

Hamas, meski tidak mengklaim terowongan itu sebagai salah satu dari akses mereka dalam pernyataannya menyebutkan bahwa tindakan Israel bertujuan untuk meruntuhkan kesepakatan rekonsiliasi. Kelompok itu menyebut kebijakan Israel merupakan eskalasi berbahaya yang mengancam pecahnya perang baru melawan rakyat Gaza.

Seorang pemimpin kelompok Islamic Jihad, Mohammad Al Hindi dalam pernyataannya mengatakan, "Gencatan senjata dengan musuh telah berakhir dan respons akan datang sebagaimana kejahatan yang terjadi."

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita Wafa, Fatah mengutuk apa yang disebutnya sebagai "kejahatan Israel". Mereka menegaskan bahwa "darah (orang-orang yang terbunuh) tidak akan sia-sia."

Dan Fatah memastikan akan terus bergerak maju dengan kesepakatan rekonsiliasinya bersama Hamas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya