Desa di Jerman Ini Terjual Rp 2,2 Miliar

Sebuah desa bersejarah di Jerman timur terjual murah dalam sebuah pelelangan yang hanya diikuti oleh satu penawar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Des 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2017, 21:00 WIB
Desa Alwine di Jerman
Sebuah papan nama desa Alwine yang berlokasi di Negara Bagian Brandenburg, Jerman timur. Desa bersejarah itu kini telah menemukan pemilik baru setelah membayar sebesar 140.000 euro atau setara Rp 2,2 miliar. (Tobias Schwarz/AFP)

Liputan6.com, Alwine - Sebuah desa di Jerman terjual murah dalam sebuah pelelangan, kepada satu-satunya penawar dengan harga hanya 140 ribu euro atau setara Rp 2,2 miliar.

Desa itu bernama Alwine, sebuah wilayah di pedalaman Jerman timur yang menyimpan sepotong kecil memori sejarah akan keberadaan komunis. Demikian seperti dikutip dari NDTV pada Minggu (10/12/2017).

Alwine sendiri tampak seperti desa 'mati', yang memiliki banyak rumah reot tak berpenghuni dengan penduduknya yang sudah lanjut usia dan hanya 20 orang.

Desa itu terjual kepada salah satu pembeli yang namanya anonim. Dia mendapatkan desa itu setelah menawar via telepon kepada Karhausen selaku pihak pelelang. Karhausen sendiri mulanya mematok harga sebesar 125 ribu euro atau hampir Rp 2 miliar.

Sebelumnya pada 2000, desa kecil di Jerman tersebut terjual kepada investor swasta. Pihak pembeli yang merupakan dua bersaudara laki-laki itu kemudian mengabaikan desa yang memiliki belasan bangunan, gudang dan garasi itu.

Alwine yang terletak di negara bagian Bradenburg -- 120 kilometer di selatan ibu kota Jerman, Berlin -- kini hanya dihuni sekitar 20 orang pensiunan yang tinggal di deretan rumah rapuh.

Desa ini juga turut 'menjadi saksi' ketika Jerman dikuasai oleh partai Nazi. Selama Perang Dunia II, organisasi Pemuda Hitler (Hitler-Jugend) berlatih di sekitar Alwine. Sebuah penjara khusus tawanan perang juga ditempatkan tidak jauh dari desa itu.

Selepas Nazi runtuh, Alwine masuk menjadi bagian dari Jerman Timur yang berhaluan komunis.

Sampai Jerman Barat dan Timur bersatu pada 1990, semua properti di Alwine yang kala itu berpenduduk 50 jiwa dimiliki oleh sebuah pabrik batubara tertua di Eropa. Pabrik itu tutup pada 1991, menyebabkan desa ditinggal banyak orang seiring lapangan pekerjaan yang semakin menipis.

Ditinggal Warga Karena Minim Pekerjaan

Desa Alwine adalah cerminan dari salah satu bagian di timur Jerman, yang masih tertinggal dari wilayah di bagian barat dalam hal kemakmuran, upah dan pekerjaan. Tercatat, besaran Produk Domestik Bruto (GDP) di sana hanya 67 persen dari negara bagian di barat Jerman pada 2015.

Laporan pemerintah tahun ini mengabarkan, populasi di timur Jerman menurun hingga sekitar 15 persen antara tahun 1990 dan 2015.

Hildegard Schroeteler-von Brandt, seorang profesor arsitektur dan studi perkotaan di Siegen University mengatakan, "Banyak orang pindah (dari Alwine) untuk mendapatkan pekerjaan setelah Jerman Timur dan Barat bersatu."

Sang profesor menambahkan, "Hal serupa terjadi di seluruh wilayah di Jerman Timur."

Sementara itu, Andreas Claus selaku Wali Kota Uebigau-Wahrenbrueck di mana Alwine adalah bagian wilayahnya mengatakan, "Orang-orang di daerah yang secara ekonomi tertinggal merasa ditinggalkan sendirian dengan masalah mereka."

Kondisi ekonomi itu juga turut mempengaruhi iklim politik di sana. Selama pemilihan umum federal Jerman pada September 2017, hampir 23 persen warga Uebigau-Wahrenbrueck memilih partai Alternative for Germany (AfD) yang beraliran kanan, hampir dua kali lipat banyaknya dari jumlah rata-rata pemilih nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya