Lukisan Yesus hingga Manuskrip, Ini Isi Perpustakaan Kuno Mesir

Mesir membuka kembali perpustakaan kuno yang menyimpan ribuan manuskrip berabad-abad.

oleh Afra Augesti diperbarui 18 Des 2017, 15:11 WIB
Diterbitkan 18 Des 2017, 15:11 WIB
Perpustakaan Kuno di St. Catherine's
Perpustakaan Kuno di St. Catherine's yang dibuka kembali pada hari Sabtu, 16 Desember 2017, di Mesir. (AP)

Liputan6.com, St. Catherine's - Mesir membuka kembali sebuah perpustakaan kuno yang menampung ribuan manuskrip religius dan sejarah berabad-abad silam, di St. Catherine Monastery, di Sinai Selatan. St. Catherine Monastery merupakan sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.

"Sekarang perpustakaan ini terbuka untuk umum dan ilmuwan," kata Tony Kazamias, Penasihat Uskup Agung, seperti dikutip dari TIME, Senin (18/12/2017). Ia menambahkan, restorasi masih dilakukan dan tidak tahu kapan akan diselesaikan.

Upacara pembukaan sendiri dilakukan setelah tiga tahun melakukan restorasi di sisi timur perpustakaan. Bagian inilah yang menampung kumpulan naskah kuno dan manuskrip tertua di dunia. Sedangkan peresmian dilakukan pada hari Sabtu, 16 Desember 2017, waktu setempat.

Menurut keterangan Monk Damyanos, uskup agung St. Catherine, banyaknya manuskrip dan naskah kuno di biara tua tersebut masih kalah jumlah dengan yang disimpan di Vatican Library.

Perpustakaan itu memuat sekitar 3.300 manuskrip teks Kristen yang mayoritas berbahasa Yunani, Arab, Suriah, Georgia, Slavia dan bahasa lainnya. Perpustakaan tersebut juga berisi ribuan buku dan gulungan naskah kuno yang berasal dari abad ke-4.

Kazamias menyebut, sebanyak 160 manuskrip, termasuk coretan samar dan tinta di bawah tulisan yang lebih baru, kemungkinan besar digoreskan oleh biarawan dan digunakan kembali sekitar abad ke-8 hingga ke-12.

Selama renovasi perpustakaan, para arkeolog rupanya juga menemukan beberapa resep obat yang ditulis oleh Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno yang dikenal sebagai figur medis paling terkemuka sepanjang masa. Ia dijuluki sebagai Bapak Kedokteran.

"Manuskrip yang paling berharga di perpustakaan adalah Codex Sinaiticus, (yang) berasal dari abad keempat," kata pendeta Justin, seorang biarawan Amerika yang bekerja sebagai pustakawan biara.

"Ini adalah manuskrip paling berharga di dunia," imbuhnya, mengacu pada salinan kuno New Testament yang ditulis tangan.

 

Lukisan Yesus

Mosaic of the Transfiguration
Mosaic of the Transfiguration yang ditemukan di sebuah biara di St. Catherine's, Sinai, Mesir. (Wikipedia)

Selain manuskrip dan naskah, perpustakaan bersejarah itu juga memamerkan sejumlah lukisan kuno yang dipajang di museum biara.

"Ada lukisan indah di dalam manuskrip. Bila Anda membalik (halaman) manuskrip, ada kilatan dan warna emas yang terpancar darinya. Sungguh sebuah karya seni yang hidup!" ujar pendeta Justin.

Pejabat setempat juga meresmikan Mosaic of the Transfiguration, mosaik seluas 46 meter persegi yang dihiasi berbagai fitur kromatik kaca, batu, emas dan perak. Di situ, Yesus Kristus terlihat jelas, berada di antara Elias dan Musa. Mosaik abad ke-6 tersebut diciptakan atas perintah Kaisar Bizantium Justinianus, yang juga meminta pembangunan biara tersebut.

St. Catherine's adalah daerah yang dihormati oleh pengikut keyakinan dari Abrahamic, Yudaisme, Kristen dan Islam. Seperti Kota Tua Yerusalem, St. Catherine's telah menjadi tujuan wisata populer dan daya tarik wisatawan. Tak hanya peziarah, tapi juga turis dari seluruh dunia.

Biara abad ke-6 itu merupakan salah satu Ortodoks Kristen tertua, rumah bagi sejumlah kecil biarawan yang tidak boleh berdoa dan menjalankan ritual sehari-hari. Dinding dan bangunannya masih terawat dengan baik, menonjolkan arsitektur khas Bizantium.

Biara itu terletak di kaki Gunung Sinai, yang juga dikenal sebagai Jabal Musa (Jabel Musa) atau Gunung Sinai (Mount Horeb). Di sinilah Musa dipercaya menerima Sepuluh Perintah Allah.

Sepuluh Perintah Allah adalah satu kumpulan prinsip biblika terkait etika dan ibadah, yang memegang suatu peranan penting dalam Yudaisme, Kekristenan, dan Islam. Perintah-perintah ini berisi instruksi untuk beribadah kepada Allah saja, menghormati orang tua sendiri, memelihara hari akhir, serta larangan terhadap pemberhalaan, penghujatan, pembunuhan, perzinaan, pencurian, ketidakjujuran, dan hasrat akan hal-hal yang dilarang.

Masing-masing kelompok keagamaan mungkin memiliki tradisi tersendiri dalam melakukan penafsiran dan penomoran perintah-perintah ini.

Disebutkan bahwa kumpulan perintah ini disampaikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui perantaraan Nabi Musa dan ditulis pada kedua loh batu dengan Jari Allah. Sepuluh Perintah Allah tercantum dua kali dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama, pertama di Keluaran 20:2-17, kemudian di Ulangan 5:6-21.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya