Nenek 104 Tahun Sebut Diet Coke sebagai Rahasia Panjang Umurnya

Theresa Rowley, seorang nenek berusia 104 tahun mengaku rajin minum Diet Coke sebagai rahasia panjang umurnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 07 Jan 2018, 19:12 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2018, 19:12 WIB
Nenek 104 Tahun - Diet Coke (AFP)
Nenek 104 Tahun - Diet Coke (AFP)

Liputan6.com, Michigan - Seorang nenek asal kota Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat (AS), memiliki rahasia unik yang membuatnya tetap hidup sehat hingga usia 104 tahun, yaitu rajin meminum Diet Coke setiap hari.

Seperti dikutip dari laman Independent pada Minggu (7/1/2017) nenek tersebut bernama Theresa Rowley dan baru merayakan ulang tahun yang 104 pada tangga 1 Januari lalu. Ia merayakan hari jadinya tersebut bersama dengan teman-teman sesama penghuni panti jompo Sentinel Pointe yang telah ditempatinya sejak 15 tahun silam.

"Saya terkejut bisa mencapai usia 104. Ketika usia 100, saya sudah pasrah dipanggil Tuhan kapan pun. Namun, beruntung bagi saya, Tuhan masih memberikan kesempatan untuk hidup sehat," ujar Rowley dengan nada bicara yang masih terdengar jelas.

Menurut Rowley, dirinya mulai mengonsumsi Diet Coke di tahun awal kemunculannya di AS, yakni pada 1982 silam. Saat itu, Rowley telah berusia 68 tahun dan langsung menyukai minuman tersebut setelah pertama kali meneguknya.

"Tidak ada alasan lain mengapa saya rutin meminum Diet Coke selain karena memang saya menyukainya," jelas Rowley.

"Saya biasa berbelanja pada hari Rabu, dan saya selalu menukarkan kaleng-kaleng kosong Diet Coke agar mendapat harga lebih murah," lanjut Rowley yang mengaku kerap mengonsumsi minuman tersebut seraya mengudap kue.

Minum Soda Picu Stroke dan Dementia

Benarkah Pemanis Buatan Picu Diabetes?
Benarkah Pemanis Buatan Picu Diabetes?

Meskipun begitu, para ilmuwan tidak sependapat dengan klaim Rowley tentang hubungan antara kebiasaan minum Diet Coke dan bertambahnya usia harapan hidup. Bagaimana pun, kandungan gula dan beberapa zat kimia di dalam minuman bersoda lambat laun akan berisiko terhadap munculnya beragam penyakit kronis, termasuk obesitas.

Tahun lalu, sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Imperial College London berpendapat bahwa tidak ada bukti nyata pemanis buatan lebih sehat dibandingkan pemanis pada umumnya.

Hasil serupa juga ditemukan oleh penelitian yang diterbitkan di American Journal of Public Health yang menyebut sebanyak 22 persen masyarakat dewasa dengan obesitas di AS tidak mengalami penurunan berat badan berarti melalui diet ketat pemanis rendah kalori.

"Bahkan, minuman dengan pemanis buatan, serendah apapun klaim kalorinya, lebih berisiko sebabkan penyakit demensia dan stroke dibandingkan pemanis alami," jelas Jaclyn London, direktur nutrisi pada Good Housekeeping Institute.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya