Studi: Orang Keras Kepala Lebih Panjang Umur

Meski sering menjadi penyebab munculnya konflik, orang keras kepala dan beretika dalam kerja disebut lebih panjang umur.

oleh Citra Dewi diperbarui 14 Des 2017, 23:05 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 23:05 WIB
Ilustrasi lansia bahagia
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Roma - Sikap keras kepala sering menjadi penyebab konflik dalam sebuah hubungan. Namun menurut studi terbaru, sikap itu sebenarnya membantu seseorang untuk panjang umur.

Sebuah studi gabungan yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Rome La Sapienza di Italy dan University of California San Diego School mengungkap, mereka yang memiliki kualitas positif, keras kepala, dan memiliki etika kerja positif akan hidup jauh lebih lama dibanding rekan-rekan mereka.

Berdasarkan survei yang mempelajari tingkat kesehatan mental dan fisik warga Italia yang berusia 90 hingga 101 tahun, ditemukan bahwa peserta survei yang memiliki sifat-sifat tersebut akan cenderung berumur lebih panjang.

"Ada sejumlah penelitian pada orang dewasa dan sangat sepuh, namun biasanya berfokus pada genetika dan bukan kesehatan mental atau kepribadian mereka," ujar penulis utama studi dan profesor psikiatri dan neurosains di UC San Diego, Dilip V Jeste.

Setelah menentukan 29 peserta yang tinggal di desa-desa terpencil di Italia selatan untuk menjalani serangkaian tes dan wawancara, peneliti mendata kerabat mereka saat masih muda untuk mengonfirmasi kerpbadian dan gaya hidup subyek penelitian.

Sebagian besar mengklaim, subyek yang memiliki umur panjang itu berkemauan keras. Hal tersebut pun memiliki keuntungan psikologis, terutama karena subyek itu cenderung tak peduli bagaimana orang lain memandang mereka.

"Hal utama yang muncul dari penelitian kami dan tampaknya merupakan fitur untuk yang terkait dengan kesehatan mental masyarakat pedesaan ini adalah, sikap postif, etos kerja, keras kepala dan ikatan yang kuat dengan keluarga, agama, dan tanah air," ujar Jeste, yang juga mengklaim bahwa mereka yang memiliki gairah untuk hidup di pedesaan akan hidup jauh lebih lama.

Meski demikian, para peneliti berharap dapat menindaklanjuti temuan mereka dengan studi longitudional dan menerapkan metode mereka dalam skala yang jauh besar.

Studi panjang umur berjudul "Researchers Find Common Psychological Traits in Group of Italians Aged 90 to 101" tersebut, dipublikasi di jurnal International Psychogeriatrics.

 

Ini Rahasia Umur Panjang untuk Kaum Perempuan

Hubungan Ibu dan Anak Perempuan
Ilustrasi Foto Ibu dan Anak Perempuan (iStockphoto)

Sebuah penelitian terhadap faktor yang dapat membuat seorang perempuan memiliki umur panjang menemukan fakta mengejutkan: ternyata, melahirkan anak di atas usia 25 tahun berpeluang membuat wanita mencapai umur 90 tahun.

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam IBTimes.co.uk pada 2016, menyebutkan, pada riset pertama yang mengaitkan umur panjang dan usia melahirkan perempuan, peneliti menemukan adanya hubungan antara 'terlambat' menikah dengan pencapaian usia 90 tahun.

Dari abad ke abad, umur perempuan dalam memiliki anak mengalami peningkatan. Di Inggris, rata-rata wanita melahirkan anak mereka kini adalah pada usia 28 tahun, dan pada 2014, 52 persen persalinan dilakukan oleh ibu usia 30 tahun.

Meningkatnya usia persalinan anak pertama itu terus meninggi sejak 1970-an, di mana kala itu rata-rata ibu melahirkan adalah umur 26 tahun.

Biasanya banyak alasan yang menjadikan perempuan 'menunda' memiliki anak seperti melanjutkan pendidikan, pekerjaan, biaya membesarkan anak, dan permasalahan rumah tangga.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Public Health, peneliti dari University of California San Diego School of Medicine menemukan bahwa 54 persen dari 20.000 perempuan hidup hingga usia 90 tahun atau lebih.

Peserta studi jangka panjang tersebut merupakan perempuan yang telah diamati hidupnya sejak 1991, hingga 21 tahun kemudian.

Tim peneliti mengamati usia ibu-ibu itu saat mereka melahirkan anak pertama, berapa anak yang dimiliki, dan apakah mereka mencapai usia 90 tahun.

Hasil studi menunjukkan bahwa seorang perempuan yang melahirkan anak di atas usia 25 tahun memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama.

Penemuan tersebut juga menunjukkan ibu yang memiliki dua atau empat anak, juga memiliki kesempatan yang sama dari pada mereka yang hanya memiliki satu anak.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perempuan yang hidup hingga usia 90 tahun memiliki pendidikan yang lebih tinggi setelah itu menikah dan memiliki pendapatan lebih tinggi.

Mereka juga tidak mengalami obesitas atau kegemukan, serta tidak memiliki catatan penyakit kronis.

Walaupun begitu, peneliti mengatakan penemuan itu seharusnya tidak menyemangati perempuan untuk menunda memiliki anak, karena adanya potensi komplikasi pada ibu yang telah berumur.

Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk melihat hubungan melahirkan dengan umur panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya