Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pernyataan 'nyeleneh' dilontarkan oleh seorang akademisi di Turki terkait kisah selamatnya Nabi Nuh dari bencana banjir dahsyat.
Dr Yavuz Ornek, nama akademisi tersebut, mengatakan bahwa Nabi Nuh sempat meyakinkan putranya untuk turut serta dalam bahteranya melalui sambungan telepon. Maksudnya?
Seperti dilansir dari laman rt.com, Ornek mengaku memiliki alasan kuat, seraya mengutip kisah terkait yang disampaikan di dalam kitab suci Alquran. Disebutkan Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mengajak putranya ikut masuk ke dalam bahtera. Padahal, menurut Ornek, Nabi Nuh dan putranya berjarak ribuan kilometer jauhnya.
Advertisement
Baca Juga
"Bagaimana komunikasi itu terjadi? Apakah karena keajaiban? Ya, bisa saja. Tapi, kami yakin keduanya menggunakan teknologi serupa telepon," ujar Ornek berpendapat.
Ornek bahkan menyebut kapal raksasa Nabi Nuh digerakkan oleh tenaga nuklir. Ia beralasan Alquran sempat menyinggung beberapa kali tentang kajian ilmu fisika yang menjadi dasar pembuatan nuklir, seperti salah satunya tersirat pada Surat Al Fushshilat ayat 53.
"Surat itu menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan ukuran-ukuran tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia," jelas Ornek.
"Saya adalah ilmuwan, dan saya berbicara menurut ilmu pengetahuan," lanjutnya penuh percaya diri.
Kayu Kapal Nabi Nuh Berasal dari Indonesia?
Belum lama ini, gabungan peneliti arkeologi dan antropologi dari dua negara, China dan Turki, beranggotakan 15 orang, yang juga membuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru.
Dikutip dari laman National Geographic, mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang dan paku. Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan, bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa.
Mereka telah meneliti ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100 persen cocok dengan contoh fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS.
Menurut penelitian The Noah’s Ark, kapal dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh AS, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke antah berantah, saat dunia ditenggelamkan oleh banjir yang sangat besar. Berbulan-bulan kemudian, kapal Nabi Nuh AS merapat ke sebuah daratan asing.
Ketika air sudah menjadi surut, maka tersibaklah bahwa mereka telah terdampar di puncak sebuah gunung. Bila fosil kayu kapal itu menunjukan berasal dari kayu jati, dan sementara kayu jati itu hanya tumbuh di Indonesia pada jaman purba hingga saat ini, boleh jadi Nabi Nuh AS dan umatnya dahulu tinggal di sana.
Dugaan ini berkaitan dengan fakta bahwa sebagia besar dunia di masa lalu merupakan kesatuan daratan yang luas.
Advertisement