Liputan6.com, Tyler - Penyelamatan manusia dan makhluk hidup lain dalam bahtera Nabi Nuh di tengah banjir besar yang menenggelamkan seisi Bumi, menjadi kisah paling terkenal dalam kitab suci tiga agama: Yahudi, Kristen, dan Islam.
Sejumlah orang yang meyakini kebenarannya bahkan berusaha mencari bukti kebenaran kisah tersebut. Termasuk, dengan mencari keberadaan puing kapal raksasa itu, khususnya di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.
Namun, tanpa perlu bersusah payah, seorang pria asal Texas, Amerika Serikat, Wayne Propst mengklaim menemukan bukti banjir bandang era Nabi Nuh di halaman rumah bibinya. Secara kebetulan pula.
Suatu hari, Propst membantu bibinya membereskan pekarangan rumah di Tyler. Secara tak sengaja, ia menemukan fosil siput.
Baca Juga
Kepada stasiun televisi KYTX, pria itu juga bibinya yakin fosil tersebut berasal dari masa ketika seluruh dunia terendam banjir seperti dideskripsikan dalam Kitab Kejadian (Genesis).
"Dari banjir Nuh ke halaman depan rumah saya, apa yang lebih baik dari itu," Propst seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (21/3/2016). "Siapa lagi yang bisa mengatakan, ada bukti banjir bandang Nabi Nuh di halaman depan rumahnya?"
Propst kemudian mengirimkan foto-foto fosil tersebut kepada Joe Taylor, direktur sekaligus kurator dari Mt. Blanco Fossil Museum di Crosbyton, Texas untuk dianalisis.
Taylor adalah sosok yang kukuh menentang teori evolusi. Ia juga meyakini, banjir kolosal pernah terjadi ribuan tahun lalu, dan bahwa Nuh diperintahkan membuat bahtera yang cukup besar untuk menyelamatkan setiap spesies binatang -- termasuk dinosaurus.
Taylor mengklaim, fosil Propst memang berasal dari masa ketika banjir besar terjadi.
Advertisement
Namun, tak semua sepakat dengan pendapat itu. James Sagebiel, manajer koleksi di Texas Vertebrate Paleontology Collections berpendapat, fosil yang ditemukan Propst sejatinya berusia jutaan tahun.
"Batuan di sana berusia 35-40 juta tahun. Siput-siput kecil seperti itu biasa ditemukan di dalamnya," kata dia kepada Tyler Morning Telegraph. "Jadi, tak ada yang istimewa."
Dia menambahkan, lokasi di mana Tyler, Texas berada mungkin adalah pesisir.
Meski sejumlah peneliti meyakini, inspirasi kisah bahtera Nabi Nuh adalah banjir besar di Timur Tengah, hingga saat ini belum ditemukan bukti ilmiah bahwa bencana sebesar tersebut pernah melanda seluruh Bumi dalam sejarah manusia.
Pada 26 April 2010, organisasi Noah's Ark Ministries International mengumumkan temuan diduga bahtera Nabi Nuh di Turki.
Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.
Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa spesimen untuk membuktikan klaim mereka.
Menurut para peneliti, spesimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah. Namun, klaim mereka yang '99 persen' ditepis para ilmuwan.
Fosil 'Tertua'
Bulan lalu, para ilmuwan menemukan serangkaian fosil, yang menunjukkan bahwa vertebrata atau hewan bertulang belakang pertama di dunia telah ada 20 juta tahun lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Fosil yang ditemukan di tepian Sungai Maya di Yakutia, Siberia tersebut berasal dari masa 500 juta tahun lalu atau yang tertua di dunia -- bahkan mendahului makhluk yang ditemukan di China dan Namibia, yang memiliki struktur lebih sederhana.
Para ilmuwan berpendapat, temuan tersebut memiliki arti penting dalam hal pemahaman kita terhadap evolusi binatang.
Fosil tersebut dilaporkan mirip dengan fragmen cangkang siput.
"Jika benar fosil itu tertua di dunia, maka spesimen tersebut adalah harta karun dalam skala alam semesta," kata Zhu Maoyan dari Nanjing Institute of Geology and Palaeontology seperti dikutip dari Daily Mail.
Sebelumnya, spesimen vertebrata tertua yang diketahui ditemukan di Chengjiang, China, yang berasal dari Periode Kambrium (Cambrian), sekitar 450 juta tahun lalu.