Benarkah Planet Nibiru Semakin Mendekati Bumi?

Penganut Planet X percaya Nibiru semakin mendekati Bumi. Ia memprediksi berdasarkan warna langit saat matahari terbit.

oleh Afra Augesti diperbarui 16 Mar 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2018, 14:00 WIB
Magnetosfer adalah area luas yang mengelilingi Bumi yang diproduksi dari medan magnet Bumi.
Magnetosfer adalah area luas yang mengelilingi Bumi yang diproduksi dari medan magnet Bumi. Kehadirannya melindungi Bumi dari partikel radikal. (NASA)

Liputan6.com, London - Seorang pengguna situs web berbagi video, Matt Rogers, memberikan keterangan kontroversial mengenai keberadaan Planet X atau dikenal sebagai Nibiru.

Pria asal Inggris ini menunjukkan gambar baru dalam sebuah video di salurannya, Sky Watcher Matt Rogers, yang diunggah dengan judul "Undeniable Images Heading in Each Day". Gambar tersebut merupakan bias warna langit saat matahari terbit.

Tapi, Rogers berpendapat lain. Warna jingga keunguan yang terlihat adalah refleksi dari Nibiru, katanya. Dengan demikian, menurutnya, Nibiru semakin mendekati Bumi dan keberadaannya sangat nyata.

"Foto-foto ini asli. Semakin banyak orang mengirimkan foto yang menunjukkan perubahan langit Bumi, mereka semakin merasa prihatin untuk melihat warna-warni tersebut," ujarnya, seperti dikutip dari Express, Kamis 15 Maret 2018.

Rogers juga percaya bahwa matahari sekarang jauh lebih putih dari sebelumnya, sebab matahari sudah mulai menghalangi Nibiru yang kian mendekati Bumi.

"Perhatikan kabut pink aneh ini dan jika Anda melihat di sisi kiri, Anda melihat warna oranye ini dan bayangan kuning. Seperti tahun-tahun sebelumnya, masih banyak yang beranggapan bahwa ini hanyalah pantulan sinar matahari yang terbit. Tapi warnanya kini semakin terang," lanjutnya.

Ilmuwan NASA, Dr. David Morrison mengatakan, "Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan keberadaan Nibiru. Tidak ada foto, tidak ada pelacakan, tidak ada pengamatan astronomi.

Ia juga menegaskan bahwa tak ada seorang ilmuwan yang menjelaskan atau melakukan penelitian tentang Nibiru, oleh karenya tidak ada ancaman untuk Bumi.

"Pertama, jika ada sebuah planet menuju tata surya bagian dalam dan mendekati Bumi, planet ini pasti sudah berada di dalam orbit Mars. Kemudian planet ini akan menjadi terang, akan mudah terlihat dengan mata telanjang," papar Morrison.

Senada dengan Morrison, Jonti Horner yang merupakan seorang astronom di University of Southern Queensland, Australia, juga menyatakan tak pernah mendengar seseorang menjelaskan tentang astronomi Nibiru.

"Pada dasarnya, Nibiru adalah mitos urban, seperti ahli biologi yang berbicara tentang manusia serigala dan Sasquatch. Anda pasti tidak akan mau mendengarnya," sebutnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kiamat 19 November 2017

Ilustrasi Kiamat Nibiru
Ilustrasi (iStock)

Pada Oktober lalu, sejumlah pencetus teori konspirasi juga mengklaim bahwa Planet Nibiru pembawa maut akan muncul pada hari Minggu, 19 November 2017. Menurut mereka, Nibiru akan memicu gempa dahsyat sehingga memusnahkan seluruh kehidupan di Planet Bumi.

Nibiru adalah sebuah planet yang belum dikonfirmasi keberadaannya. Namun, sejumlah orang meyakini bahwa planet ini berada di ujung tata surya dan mengorbit Matahari setiap 3.600 tahun sekali.

Orang yang percaya keberadaan Nibiru yakin planet tersebut akan mendatangkan malapetaka bagi Bumi, menyebabkan kutub mencair dan letusan gunung berapi.

Beberapa teori konspirasi menyebut bahwa pengaruh gravitasi Nibiru pernah mengacaukan orbit planet lain pada ratusan tahun lalu. Mereka mengklaim bahwa hal itu dapat terjadi kapan pun.

Mereka menyebut, Nibiru bisa saja bertabrakan dengan Bumi atau memicu perubahan iklim luar biasa yang berdampak mengerikan.

Ramalan soal Nibiru penyebab kiamat 19 November 2017, disebar oleh Planetxnews.com. Mereka menyebut bahwa meningkatnya gempa bumi dan erupsi gunung berapi disebabkan oleh gravitasi Nibiru, karena planet itu kian mendekat.

"Aktivitas seismik mencapai puncaknya pada minggu kedua November hingga Desember 2017," klaim salah satu penulis website tersebut, Terral Croft.

"Prediski gempa akibat penyelarasan Bumi melewati Matahari terhadap Bintang Hitam (Nibiru) dijadwalkan terjadi pada 19 November 2017," ujar Croft kepada Express.

Sebelumnya, ramalan kiamat terkait Nibiru sempat viral. Seorang ahli numerologi, David Meade, sempat membuat sebagian penduduk Bumi ketar-ketir akibat ramalan kiamat 23 September 2017 yang ia gembar-gemborkan. Namun, ramalan itu terbukti gagal total.

Meski demikian, Meade bersikeras, tanggal itu hanyalah permulaan kehancuran Bumi. Ia mengatakan, 15 Oktober adalah awal kehancuran Bumi yang berlangsung selama tujuh tahun berturut-turut, mulai dari tsunami, banyak gempa dan badai.

Meade percaya bahwa seluruh peristiwa alam itu dipicu oleh Planet Nibiru yang misterius. Planet itu konon akan melewati Bumi dan memicu sejumlah bencana alam termasuk erupsi gunung berapi.

 

Bantahan NASA

Foto "Earthrise" atau Bumi terbit dari Apollo 8
Foto "Earthrise" atau Bumi terbit dari Apollo 8 (NASA)

Prediksi David Meade soal kiamat akibat Nibiru sempat membuat sejumlah orang khawatir. Namun, NASA tak tinggal diam. Badan Antariksa Amerika Serikat itu mementahkan ramalan Meade.

"Tak ada bukti sahih tentang keberadaan Nibiru. Tak ada foto, tak ada jejak, tak ada penglihatan astronomi," kata Morrison dalam video yang diunggah NASA, seperti dikutip dari Express.co.uk.

Menurut peneliti senior di Solar System Exploration Research Virtual Institute (SSERVI) NASA itu, jika memang ada planet menghampiri tata surya dalam dan mendekati Bumi, tentunya planet itu sudah berada di orbit Mars.

"Itu tentu akan cerah, dan kita di Bumi bisa melihat dengan mata telanjang," lanjut Morrison.

"Yang gilanya lagi, orang-orang itu katanya telah melihatnya, tapi tidak pernah memberi tahu kami untuk bisa kami verifikasi," ujar doktor lulusan Harvard University itu.

Morrison juga mengatakan, Nibiru adalah planet dengan massa yang besar, jelas akan mengganggu orbit Mars dan Bumi.

"Kami akan melihat perubahan pada orbit tersebut karena benda nakal ini masuk ke tata surya bagian dalam. Tapi, tidak ada perubahan apa pun," lanjutnya.

"Ketiga, jika objek ini datang melalui tata surya di masa lalu, gravitasinya akan mengacaukan orbit planet dalam - Bumi, Venus, Mars, mungkin akan menghancurkan Bulan sepenuhnya," jelas Morrison.

Morisson menegaskan, hingga saat ini sistem tata surya masih baik-baik saja, dan Bulan masih berputar mengelilingi Bumi.

"Dengan hidup kita yang stabil ini membuktikan tak ada planet lain datang ...setidaknya dalam satu juta tahun mendatang," tegas Morrison.

"Jadi, tolonglah hentikan omong kosong ini. Nibiru tidak nyata, Planet X tidak ada. Kita tak perlu khawatir soal hoax ini," tutup Morrison.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya