Studi: Orang Cantik dan Ganteng Ternyata Payah dalam Menjalin Asmara

Menurut sebuah studi, mereka yang berwajah cantik dan tampan biasanya tak dapat menjalin hubungan dalam jangka lama.

oleh Citra Dewi diperbarui 29 Mar 2018, 20:20 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2018, 20:20 WIB
Aktor Brad Pitt dan Jennifer Aniston
Aktor Brad Pitt dan istrinya Jennifer Aniston tiba untuk menghadiri pemutaran film sutradara AS Wolfgang Petersen "Troy", di Festival Film Cannes ke-57 di kota Riviera Prancis, (13/5/2004). (AFP PHOTO / Boris Horvat)

Liputan6.com, Cambridge - Tak dipungkiri jika seseorang yang berwajah cantik dan tampan bisa membuat orang lain iri. Bagaimana tidak, biasanya mereka yang dianugerahi wajah indah akan populer di sekolah, mendapat pekerjaan bagus, dan punya pasangan dengan wajah yang juga menawan.

Namun manusia tetap ah manusia. Mereka yang berwajah cantik dan tampan memiliki salah satu kekurangan yang telah dibuktikan melalui sebuah studi. Mereka biasanya tak dapat menjalin hubungan dalam jangka lama.

Dikutip dari omgfacts.com, Kamis (29/3/2018), studi itu muncul karena seorang ahli psikologi sosial Harvard, Christine Ma-Kellams, tertarik oleh penelitian yang menyoroti hal-hal positif dari seseorang yang memiliki wajah cantik dan tampan.

Karena tampak memiliki banyak kelebihan, Ma-Kellams juga ingin tahu apakah ada kerugian dari seseorang yang berwajah menarik. Oleh sebab itu, ia melakukan sejumlah penelitian tentang daya tarik fisik dengan harapan hidup dan tingkat kepuasan.

Studinya tampaknya menjelaskan mengapa banyak artis, yang tentunya berparas cantik dan tampan, mengalami kegagalan rumah tangga.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Studi

Ilustrasi cincin kawin
Ilustrasi (iStock)

Dua studi pertama Ma-Kellams membuktikan adanya hubungan yang pasti antara paras menarik dengan ketidaklanggengan sebuah hubungan.

Dalam eksperimen pertama, dua perempuan menilai daya tarik pria berdasarkan foto buku tahunan sekolah menengah dari akhir 70-an hingga 80-an. Para peneliti kemudian menelusuri status perkawinan mereka melalui situs Ancestry.com.

Hasil studi menunjukkan, orang-orang yang dinilai menarik kemungkinan besar mengalami perceraian.

Dalam eksperimen kedua, perempuan yang sama menilai daya tarik selebritas pria dan wanita. Hasilnya, selebritas yang paling menarik memiliki jangka waktu pernikahan yang singkat.

Eksperimen ketiga, Ma-Kellams meneliti apakah mereka yang berparas menarik dan sudah memiliki pasangan, masih mencari orang lain yang lebih menarik. Hasilnya, mereka yang berwajah cantik, menunjukkan minat akan mencari laki-laki lain.

 


Alasan

Ilustrasi Pernikahan
Ilustrasi Pernikahan (iStockPhoto)

Studi terakhir Ma-Kellams mengeksplorasi kepuasan hubungan dan ketertarikan terhadap orang lain. Partisipan studi diperlihatkan sejumlah foto sesama jenis mereka, dan melaporkan apakah mereka merasa lebih menarik atau tidak setelah melihat foto tersebut.

Mereka yang merasa lebih menarik, menganggap lawan jenis juga lebih menarik. Kecenderungan seperti itu juga meningkat dalam partisipan yang melaporkan ketidakpuasan dalam hubungan mereka.

"Saya pikir daya tarik memberi Anda lebih banyak pilihan dalam hal alternatif hubungan, yang mungkun membuat lebih sulit untuk melindungi hubungan dari ancaman luar," ujar Ma-Kellams.

"Dalam pengertian ini, memiliki terlalu banyak pilihan lain kemungkinan tidak bermanfaat bagi panjangnya umur sebuah hubungan," imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya