WHO: Polusi Udara 'Bunuh' 7 Juta Orang per Tahun

Menurut data baru yang dikumpulkan WHO, sembilan dari sepuluh orang secara global menghirup udara dengan tingkat polutan yang tinggi.

diperbarui 08 Mei 2018, 15:34 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 15:34 WIB
Polusi Udara di Beijing
Seorang pria mengenakan masker mengendarai sepedanya di jalan pada hari yang tercemar polusi udara di Beijing, China (2/4). (AFP Photo/Fred Dufour)

Berlin - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rilis terbaru pada Rabu 2 April 2018. Isinya menyebutkan bahwa polusi udara 'membunuh' sekitar 7 juta orang di seluruh dunia setiap tahun.

Seperti dikutip dari DW, Selasa (8/5/2018), menurut data baru yang dikumpulkan WHO, sembilan dari sepuluh orang secara global menghirup udara dengan tingkat polutan yang tinggi.

"Polusi udara mengancam kita semua, tetapi orang-orang termiskin dan paling terpinggirkan menanggung beban yang paling berat," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 90 persen kematian akibat kualitas udara yang buruk terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Asia dan Afrika.

 

Kualitas Udara Rumah Tangga Membunuh Jutaan Orang

Laporan WHO memeriksa kualitas udara di luar dan dalam ruangan. Data dari lebih 4.300 kota di 108 negara digabungkan.

Polusi udara terbuka diperkirakan telah menyebabkan 4,2 juta kematian pada tahun 2016. 3,8 juta orang diperkirakan meninggal selama periode waktu yang sama karena polusi udara rumah tangga yang disebabkan oleh memasak dengan bahan bakar polutan seperti arang.

WHO mencatat bahwa lebih dari 40 persen populasi global tidak memiliki akses ke bahan bakar memasak bersih atau teknologi memasak yang lebih bersih di rumah mereka.

"Tidak dapat diterima bahwa lebih dari 3 miliar orang - kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak - masih menghirup asap mematikan setiap hari dari menggunakan tungku dan bahan bakar yang mencemari di rumah mereka," kata Ghebreyesus.

Menurut WHO, polusi udara merupakan faktor risiko penting yang dapat menyebabkan stroke, kanker paru-paru, penyakit jantung dan infeksi pernapasan seperti pneumonia.

 

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya