Polusi Mikroplastik yang Mengkhawatirkan Melanda Sungai-Sungai Besar Eropa

Studi terbaru mengungkapkan tingkat mikroplastik yang mengkhawatirkan di sungai-sungai besar Eropa, dengan implikasi serius bagi ekosistem dan kesehatan manusia.

oleh Dyah Ayu Pamela Diperbarui 09 Apr 2025, 04:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 04:00 WIB
6 Dampak Mikroplastik Bagi Kesehatan (photo by pexels.com)
Ilustrasi sampah botol plastik (sumber foto: pexels.com/Catherine Sheila)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Serangkaian studi terbaru mengungkap tingkat polusi mikroplastik yang mengkhawatirkan di sungai-sungai besar di seluruh Eropa. Penelitian yang dipublikasikan pada Senin, 7 April 2025, , yang dipimpin oleh ilmuwan Prancis Jean-François Ghiglione, melibatkan operasi berskala besar di sembilan sungai utama, mulai dari Thames hingga Tiber.

Mengutip dari laman Japan Today, Selasa, 8 April 2025, Jean-François Ghiglione, yang memimpin penelitian ini, menyatakan bahwa polusi mikroplastik ditemukan di semua sungai yang diteliti. "Polusi itu ada di semua sungai Eropa," katanya.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal berjudul "Environmental Science and Pollution Research" yang mengungkapkan rata-rata tiga mikroplastik per meter kubik air di semua sungai tersebut. Angka tersebut tetap mengkhawatirkan, meski masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan 40 mikroplastik per meter kubik yang tercatat di sungai-sungai paling tercemar di dunia seperti Sungai Kuning dan Yangtze.

Disebutkan bahwa volume air yang mengalir di sungai-sungai Eropa memperburuk situasi. Misalnya, Sungai Rhone di Valence, Prancis, memiliki aliran cepat yang berarti terdapat sekitar 3.000 partikel plastik setiap detik. Sementara itu, Sungai Seine di Paris mencatat sekitar 900 partikel per detik.

Ghiglione menjelaskan bahwa massa mikroplastik yang tidak terlihat oleh mata telanjang lebih signifikan daripada yang terlihat. "Mikroplastik besar mengapung dan terkumpul di permukaan, sementara yang tidak terlihat tersebar di seluruh kolom air dan dicerna oleh banyak hewan dan organisme," tambahnya. 

 

Mikroplastik Lebih Kecil dari Sebutir Beras

Ilustrasi mikroplastik di lautan (dok. Samsung Electronics)
Ilustrasi mikroplastik di lautan (dok. Samsung Electronics)... Selengkapnya

Penelitian ini dimulai pada 2019 dan didukung oleh kemajuan analitis yang signifikan. Sampel diambil dari muara sungai Elbe, Ebro, Garonne, Loire, Rhone, Rhine, Seine, Thames, dan Tiber oleh sekitar 40 ahli dari 19 laboratorium penelitian.

Para peneliti kemudian melanjutkan perjalanan ke hulu hingga mencapai kota besar pertama di setiap jalur air. Menurut Alexandra Ter Halle, seorang ahli kimia di CNRS di Toulouse, mikroplastik yang ditemukan berukuran lebih kecil dari sebutir beras, dengan partikel-partikel tersebut berukuran kurang dari lima milimeter. 

Ini termasuk serat tekstil sintetis dari pakaian yang dicuci dan mikroplastik yang terlepas dari ban mobil atau saat membuka tutup botol plastik. Penelitian ini juga menemukan pelet plastik murni, butiran mentah yang digunakan untuk memproduksi produk plastik, serta bakteri virulen pada mikroplastik di Loire, Prancis, yang mampu menyebabkan infeksi pada manusia.

Temuan tak terduga lainnya adalah bahwa seperempat mikroplastik yang ditemukan di sungai tidak berasal dari limbah tetapi dari pelet plastik industri, sering disebut air mata putri duyung. Jean-François Ghiglione menambahkan bahwa polusi ini menyebar dan terbentuk dari berbagai sumber di sungai. 

 

Seruan Pengurangan Produksi Plastik Primer

Ilustrasi Mikroplastik
Ilmuwan Temukan Sembilan Jenis Mikroplastik di Jantung Manusia (Sumber: Ilustrasi Depositphoto)... Selengkapnya

Koalisi ilmiah internasional yang terlibat dalam penelitian ini menyerukan pengurangan besar dalam produksi plastik primer. Kami tahu bahwa produksi plastik secara langsung terkait dengan polusi, tegasnya.

Studi ini memberikan peringatan keras tentang dampak serius dari polusi mikroplastik terhadap ekosistem air tawar dan kesehatan manusia, serta menekankan perlunya tindakan segera untuk mengurangi produksi dan penggunaan plastik di seluruh dunia.

Mikroplastik ada di mana-mana. Partikel itu bahkan sudah ditemukan di puncak Gunung Everest dan pada makhluk yang hidup di palung terdalam di laut. Mikroplastik bahkan ditemukan di air minum kemasan, plasenta manusia, dan ASI.

Partikel plastik kecil ini mencekik satwa liar, mengganggu ekosistem, serta mengancam kesehatan manusia, dan sangat sulit dihilangkan. Namun, para ilmuwan di China telah menemukan solusi yang menjanjikan: spons biodegradable yang terbuat dari tulang cumi-cumi dan kapas, lapor CNN, dikutip Rabu, 18 Desember 2024.

 

Penelitian di Wuhan

6 Dampak Mikroplastik Bagi Kesehatan (photo by unsplash.com)
Ilustrasi mikroplastik (sumber foto: unsplash.com/Daniel Chekalov)... Selengkapnya

Sebuah tim peneliti dari Universitas Wuhan menggunakan, kitin dari tulang cumi-cumi dan selulosa dari kapas, dua senyawa organik yang dikenal dapat menghilangkan polusi dari air limbah, dipakai membuat spons biodegradable. Mereka kemudian menguji spons tersebut dalam empat sampel air yang berbeda, yang diambil dari air irigasi, air kolam, air danau, dan air laut.

Tim peneliti menemukan bahwa spons tersebut menghilangkan hingga 99,9 persen mikroplastik, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada November 2024 di Science Advances. "Planet ini berada di bawah ancaman besar dari mikroplastik, dan ekosistem perairan adalah yang pertama menderita," tulis para ilmuwan.

"Bahkan dengan berbagai kebijakan, termasuk pengurangan produk plastik, pengelolaan limbah, dan daur ulang lingkungan, polusi mikroplastik tidak dapat dipulihkan dan terus meningkat," imbuh mereka. Mikroplastik adalah pecahan plastik yang berukuran lebih kecil dari lima milimeter.

Mikroplastik berasal dari berbagai hal, mulai dari ban, yang kemudian dipecah jadi potongan-potongan yang lebih kecil, hingga butiran mikro, plastik yang ditemukan dalam produk kecantikan seperti eksfoliator. Satu studi dari tahun 2020 memperkirakan ada 14 juta metrik ton mikroplastik di dasar laut.

 

Infografis Mudik Minim Sampah
Infografis Mudik Minim Sampah. (dok. Dinas Lingkungan Hidup/Putri Astrian Surahman)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya