Liputan6.com, Washington DC - Lembaga antariksa milik Amerika Serikat (AS), NASA, berencana akan segera mengirim helikopter tanpa kemudi berukuran mini ke planet Mars.
Pengumuman yang disampaikan pada Jumat, 11 Mei 2018 itu, menyebut helikopter terkait akan dingkut oleh kendaraan penjelajah Mars 2020.
Dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (14/5/2018), helikopter tersebut dimaksudkan sebagai demonstrasi teknologi untuk memandu dan menjangkau lokasi-lokasi yang tidak dijangkau via kendaraan darat.
Advertisement
Baca Juga
Helikopter untuk meneliti Mars itu tengah dikembangkan oleh Laboratorium Propulsi Jet milik NASA di California Selatan.
Bobot helikopter ini kurang dari 1,8 kilogram, dan memiliki penampang badan kurang lebih seukuran bola softball.
Selain itu, baling-baling kembar akan berputar berlawanan arah pada kecepatan 3.000 rpm, yakni ukuran kecepatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan laju kendaraan di tipisnya atmosfer Mars.
Adapun, pengisian ulang daya baterai lithium-ion pada kendaraan ini akan dilakukan via panel surya.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Â
Satelit Alami Mars
Sementara itu di kesempatan lain, para peneliti tengah berusaha meneliti bagaimana dua satelit alami Mars, Phobos dan Deimos, terbentuk.
Menggunakan teknologi komputer khsuus, para peneliti terus melakukan simulasi pembentukan Phobos dan Deimos, melalui beberapa metode.
"Model yang diciptakan melalui teknologi komputer khusus ini juga memprediksi, bahwa material Phobos dan Deimos berasal dari Mars, sehingga komposisi mereka seharusnya mirip dengan Planet Merah, terutama untuk sebagian besar elemennya," papar William Canup, salah seorang peneliti yang terlibat.
Ditambahkan oleh Canup, penelitian ini akan bermanfaat untuk ekspedisi angkasa luar berikutnya guna menyelidiki Mars dan kedua satelit alaminya, seperti misi yang dilakukan oleh Japan Aerospace Exploration Agency Mars Moons Exploration (MMX).
Pesawat ruang angkasa tersebut akan diluncurkan pada 2024, lalu mendarat di Phobos dan Deimos, dan mengumpulkan sampel sebelum kembali ke Bumi lima tahun kemudian.
Advertisement