Gurun di Timur Tengah Jadi Lokasi Simulasi Kondisi Ekstrem di Planet Mars

Di bawah teriknya Matahari di gurun terpencil di Oman, sekelompok antariksawan dan ilmuwan menirukan Life on Mars atau kehidupan di Planet Mars.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Mar 2018, 07:48 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 07:48 WIB
Dua ilmuwan melakukan eksperimen "Life on Mars" atau kehidupan di Marsdi gurun Dhofar, Oman selatan (Sam McNeil/AP PHOTO via VOA)
Dua ilmuwan melakukan eksperimen "Life on Mars" atau kehidupan di Marsdi gurun Dhofar, Oman selatan (Sam McNeil/AP PHOTO via VOA)

Liputan6.com, Dhoufar - Di bawah teriknya Matahari di gurun terpencil di Dhoufar, Oman, sekelompok antariksawan dan ilmuwan menirukan Life on Mars atau kehidupan di Planet Mars.

Mereka berharap eksperimen mereka itu akan membuka jalan bagi perjalanan sesungguhnya ke planet merah itu dalam puluhan tahun mendatang. Demikian seperti VOA Indonesia (2/3/2018).

Bisa jadi, ini adalah Planet Mars. Tetapi Ini adalah gurun Dhofar di Oman.

Dikenal karena kondisinya yang ekstrem, gurun ini adalah salah satu tempat terbaik di bumi bagi 200 ilmuwan dari 25 negara untuk menguji teknologi bagi misi berawak ke Planet Merah.

Dari beragam uji coba, salah satu tes yang dilakukan adalah menentukan apakah dome seberat dua setengah ton bisa bertahan dalam kondisi cuaca gurun yang ekstrem dan melindungi penghuninya -- menyimulasikan kehidupan di Planet Mars.

Saksikan videonya berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terinsipirasi Roket Falcon Elon Musk?

Gernot Groemer, komandan misi Amadee-18 Simulasi Kehidupan di Mars, di gurun Dhofar, Oman (Sam McNeil/AP PHOTO via VOA)
Gernot Groemer, komandan misi Amadee-18 Simulasi Kehidupan di Mars, di gurun Dhofar, Oman (Sam McNeil/AP PHOTO via VOA)

Kartik Kumar, antariksawan yang terlibat uji lapangan itu mengatakan, "Elon Musk dan timnya baru saja membuktikan bahwa roket Falcon Heavy berhasil. Kenyataan itu membawa kita kini masuk ke wilayah yang sama sekali berbeda tentang apa yang bisa kita tempatkan jauh di antariksa, apa yang bisa kita kirim ke Mars. Jadi, akses ke antariksa adalah salah satu elemen penting yang bisa dikatakan kini telah terbukti."

Sebagian besar percobaan ilmiah itu, yang kini sedang dilakukan untuk menyiapkan ekspedisi antar-planet, dilakukan di Bumi.

Lingkungan yang ekstrem dari Arizona sampai Siberia telah digunakan untuk menirukan kondisi berbahaya di antariksa, sambil para ilmuwan menyempurnakan kapsul, pesawat pendarat, kendaraan penjelajah atau rover, dan baju antariksa.

Badan-badan antariksa menyebut tempat-tempat itu "analog" karena menyerupai kondisi ekstrem yang mungkin dihadapi antariksawan di planet yang jauh dari bumi.

Gernot Groemer, komandan misi Amadee-18, mengatakan, "Jika kita melihat lanskapnya, perbukitan Gurun Dhofar gersang yang menakjubkan ini, sangat mirip Mars. Tidak hanya tampilannya, tetapi juga dari segi mineraloginya, kemiripan butiran pasirnya, dan juga banyak aspek lain, ditambah keramahan orang-orang Oman, kami merasa berada di tempat yang tepat."

Ilmuwan dari seluruh dunia menyarankan eksperimen misi selama sebulan itu diberi nama AMADEE-18. Eksperimen itu termasuk menggunakan baju baru antariksa, disebut Aouda.

Begitu berhasil masuk ke dalam baju seberat 50 kilogram itu, antariksawan menghubungkan Aouda ke instrumen ilmiah melalui USB. Penutup muka akan menampilkan peta, komunikasi dan data sensor.

Baju canggih itu disebut "pesawat antariksa pribadi" karena antariksawan bisa bernafas, makan dan melakukan berbagai eksperimen ketika mengenakannya.

Apa yang mereka pelajari di gurun ini pada akhirnya akan mengarahkan manusia berjalan di Mars hanya dalam beberapa puluh tahun mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya