Klaim Dokter Menguak 5 Prosedur Bedah Kosmetik Rosmah Mansor

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Datin Seri Rosmah Mansor adalah figur yang cukup ternama di kawasan negara rumpun Melayu di Asia Tenggara.

Di samping statusnya sebagai istri eks Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, di kalangan masyarakat Negeri Jiran, Rosmah terkenal dengan gaya hidup, cara berpakaian, serta perhiasan mewah yang ia kenakan di muka umum.

Namun, ada hal lain yang cukup menuai perhatian dari Rosmah, yakni tekstur wajahnya yang "tak wajar" untuk perempuan berusia 67 tahun.

Seharusnya, seiring bertambahnya usia seseorang, secara alami akan ada perubahan pada fitur wajah karena beberapa garis atau kerutan yang muncul yang menunjukkan tanda-tanda penuaan.

Meski terdengar buruk bagi beberapa, penuaan adalah hal alamiah yang dialami semua orang.

Namun, ada yang berbeda dari Rosmah saat dirinya menginjak usia kepala enam. Tak ada tanda kerutan dan garis penuaan pada wajahnya.

Pada usia 67 tahun, Rosmah juga terlihat berbeda dari ketika dia muda seperti yang dibuktikan oleh beberapa foto nostalgia tagar #throwback yang telah muncul.

Orang-orang telah berspekulasi selama bertahun-tahun bahwa perbedaan drastis di wajah istri eks-PM Malaysia itu merupakan hasil operasi plastik. Tetapi, Rosmah Mansor sering membantah bahwa ia mengunjungi dokter estetika-kosmetik.

Akan tetapi, putrinya sendiri telah menulis di Facebook dan mengklaim Rosmah memiliki dokter estetika yang berkunjung rumahnya.

Klaim itu juga diperkuat oleh analisis dokter bedah kosmetik terkemuka dari Singapura, dr Siew Tuck Wah. Lewat situs daringnya, ia menebak-nebak prosedur yang mungkin dilakukan oleh Rosmah untuk mengubah wajah "aslinya" menjadi wajah yang kita kenal seperti sekarang.

Berikut lima prosedur yang dilakukan oleh Rosmah Mansor menurut klaim dr Siew Tuck Wah, seperti dikutip dari World of Buzz (18/5/2018).

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Suntik filler merupakan prosedur menginjeksi partikel asam hialuronat pada kulit seseorang untuk menyamarkan kerutan dan garis-garis penuaan pada wajah.

Dr Siew Tuck Wah yakin, Rosmah melakukan prosedur suntik filler yang terlampau banyak, sehingga membuat wajahnya terdistorsi alias berlebihan dari tekstur asli.

"Sedikit justru baik dalam hal prosedur suntik filler. Terlalu banyak, maka hasilnya akan seperti Rosmah," kata Siew yang juga berkomentar bahwa wajah ibu negara Malaysia itu menggelembung seperti balon.

Perbedaan besar lainnya yang Siew perhatikan pada wajah Rosmah adalah bagian hidung.

Siew menilai hidung rosmah memiliki jembatan (nose-bridge) yang lebih tinggi dan berspekulasi bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh operasi penambahan implan yang dikenal sebagai rhinoplasty.

Namun, Siew mengatakan bahwa implan yang diberikan kepada Rosmah tidak cocok karena terlalu panjang dan terlalu tinggi.

Siew menambahkan, "Dia akhirnya terlihat seperti penyihir dengan hidung terdistorsi dan bengkok."

Memiliki dagu yang tajam dan runcing adalah fitur yang sangat didambakan banyak orang, tetapi beberapa orang melakukan hal yang berlebihan untuk mencapainya. Rosmah salah satunya, menurut dr Siew.

Dr Siew mengatakan bahwa Rosmah bisa saja memiliki implan bedah atau dermal filler di dagu, tetapi hasilnya, tidak terlihat baik.

"Dagu Rosmah yang terlalu menonjol adalah hasil dari bedah implan atau dermal filler (yang dilakukan dengan buruk). Mereka terlalu panjang, membuat dagunya terlihat seperti penyihir," ia menjelaskan.

Alis Rosmah turut menuai kecurigaan dr Siew. Ia mengatakan bahwa alis perempuan itu terlalu melengkung dan tinggi, yang merupakan hasil dari bedah pengangkatan.

"Operasi itu membuatnya terlihat jahat dan terkejut sepanjang waktu," kata Siew.

Suntik Botulinum toxin atau Botox merupakan salah satu prosedur populer dalam dunia bedah estetika dan kosmetik.

Dr Siew menggambarkan Rosmah sebagai "mimpi buruk Botox" dan mengatakan bahwa wajahnya terlalu beku, yang tidak memungkinkannya membuat ekspresi wajah.

Dia menambahkan, "Ini membingungkan saya. Saya pikir kami (para dokter bedah kosmetik) hanya melihat bencana Botox seperti itu di awal tahun 2000-an, ketika kami terlalu banyak menyuntik dengan sedikit pengalaman. Hari ini (di mana bedah kosmetik telah semakin modern), pekerjaan mengerikan semacam itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan."