Terjang Oman, Topan Mekunu Menewaskan Seorang Bocah

Seorang bocah perempuan di Oman terhempas angin kencang dari Topan Mekunu. Ia terlempar ke dinding dan tewas.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 26 Mei 2018, 11:58 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2018, 11:58 WIB
Topan Mekunu menerjang Oman. (AFP)
Topan Mekunu menerjang Oman. (AFP)

Liputan6.com, Salalah - Topan Mekunu menerjang Oman selatan. Hembusan angin kencang dan hujan yang terjadi menewaskan seorang bocah berusia 12 tahun.

"Tiga orang lainnya terluka," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Sabtu (26/5/2018).

"Bocah perempuan itu meninggal setelah angin menghempasnya ke dinding," imbuh polisi.

Stasiun televisi pemerintah menayangkan area yang terdampak banjir besar pasca-terjangan Topan Mekunu di Provinsi Dhofar dan al-Wusta. Terlihat puluhan kendaraan terendam.

Kekuatan Topan Mekunu di Oman dilaporkan meningkat pada Jumat 25 Mei, namun kini sudah melemah menjadi badai tropis.

Siklon Mekunu itu terjadi di sebelah barat Salalah, kota terbesar kedua Oman. Sehari setelah menerjang pulau di Yaman, Socotra dan menewaskan tujuh orang.

"Ribuan warga di dekat daerah pantai di Dhofar dan al-Wusta telah dievakuasi ke tempat penampungan, karena angin berkekuatan 170 km/jam dan hujan deras menghantam daerah itu," kata para pejabat terkait.

"Sekitar 10.000 orang telah dievakuasi dari bangunan sekolah dan gedung-gedung pemerintah, terutama di Salalah," jelas salah satu pejabat pertahanan sipil.

Pihak berwenang mengimbau warga Oman untuk tinggal di dalam rumah hingga kondisi dinyatakan aman. Saat ini Bandara Internasional Salalah juga ditutup sampai Sabtu 26 Mei tengah malam waktu setempat.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Pasca-Hantaman Topan Mekunu di Yaman

Topan Mekunu. (Screengrab NOAA)
Topan Mekunu. (Screengrab NOAA)

Sementara itu, pemerintah Yaman telah menyatakan Pulau Socotra sebagai zona bencana.

Menteri Perikanan Yaman, Fahad Kafin mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa jasad lima orang Yaman dan dua berkebangsaan India telah ditemukan.

"Dua belas orang India masih hilang," tutur Fahad Kafin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya