Begini Rumitnya Cara Astronaut NASA Buang Air Besar di Angkasa Luar

Seorang astronaut NASA menceritakan pengalaman pribadinya saat buang air besar di angkasa luar.

oleh Afra Augesti diperbarui 05 Jun 2018, 18:40 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 18:40 WIB
NASA
Astronaut NASA Peggy Whiteson. (NASA)

Liputan6.com, New York - Astronaut NASA, Peggy Whitson, menceritakan kisahnya selama menjalankan misi di antariksa. Di angkasa luar, dia banyak menemui hal-hal baru dan rasanya sangat menyenangkan.

Meski demikian, Whitson tak memungkiri jika pekerjaannya memiliki resiko tinggi dan sangat menantang. Ada satu aspek kehidupan di angkasa luar yang tak mungkin dilewatkan Whitson, dan bahkan -- menurutnya -- oleh para astronaut lainnya: toilet.

Baginya, buang air besar di angkasa luar adalah kegiatan yang sangat rumit, apabila dibandingkan dengan buang air kecil.

"Stasiun angkasa luar tidak seperti hotel. Aku menyebutnya seperti berkemah," katanya, seperti dilansir Science Alert, Selasa (5/6/2018).

Untuk itulah, di dalam pesawat disediakan sebuah bilik terbuat dari besi, layaknya toilet umum, lengkap dengan sejumlah peralatan pendukung.

Sistem toilet ISS. (NASA)

Toilet di International Space Station (ISS) tidak seperti popok Maximum Absorbency Garment, yang kadang-kadang harus digunakan astronaut pada misi-misi luar angkasa, seperti Apollo.

Toilet ini terdiri dari sebuah corong yang tersambung dengan selang panjang, dipakai saat buang air kecil, sehingga urin tidak berantakan di kondisi gravitasi nol. Urin yang masuk akan diolah selama delapan hari agar bisa didaur ulang kembali menjadi air minum.

"Buang air kecil relatif mudah, tapi yang lebih menantang adalah Anda harus bisa menyasar target yang berukuran kecil dengan tepat," kenang wanita berambut cepak ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Kotoran yang Mengambang

NASA Luncurkan Tess, Proyek Ambisius Memburu 20.000 Planet Alien
Ilustrasi Tess dari NASA (Associated Press)

Bilik toilet yang ada di ISS dilengkapi dengan tempat duduk dan lubang yang cukup kecil. Menurut astronaut yang menghabiskan 665 hari di luar angkasa itu, hal ini jadi tantangan besar bagi setiap astronaut yang mendiami ISS saat buang hajat.

Nantinya, kotoran akan disegel dalam plastik kedap udara, kemudian dikumpulkan hingga 10 hari saat ada pembuangan massal ke luar angkasa hingga terbakar di atmosfer Bumi.

"Setelah penuh, Anda harus memakai sarung tangan karet dan mengemasnya," ungkap Whitson.

Tingkat kerumitan buang air di angkasa luar bisa bertambah jika menemui kendala. Seperti misal, astronaut harus menangkap kotoran yang mengambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya