Liputan6.com, Kairo - Pagi hari itu, 28 Juni 1911 sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 pagi, bola api terlihat di atas wilayah Denshal, barat laut Alexandria, Mesir. Orang-orang yang kala itu mendongak ke langit kebingungan, menebak-nebak apa gerangan penampakan aneh tersebut.
Untuk memecahkan misteri tersebut, W.F. Hume dari Geological Survey of Egypt segera mengumpulkan keterangan sejumlah saksi mata. Dua bulan kemudian, ia mempublikasikan laporan berjudul The First Meteorite Record in Egypt. Bola api tersebut ternyata adalah meteorit yang kemudian diberi nama Nakhla.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu keterangan saksi yang dikumpulkan Hume berasal dari seorang petani yang mengaku melihat fragmen batu angkasa tersebut menimpa seekor anjing saat menghujam Bumi.
Seperti dikutip dari situs smithsonianmag.com, Rabu (27/6/2018), pernyataan tersebut kemudian memicu mitos bahwa Nakhla adalah 'meteorit pembunuh anjing'.
Klaim tersebut tak berdasar, namun kisah dramatis tersebut tak terbendung, menyebar melintasi zaman.
"Kolom menakutkan terlihat di langit Denshal. Kemudian, suara mengerikan muncul dari letusan yang melontarkan sejumlah fragmen material vulkanik. Fragmen mencurigakan itu menghujam ke Bumi, menembus pasir hingga kedalaman satu meter. Salah satunya menimpa seekor anjing...menjadikannya abu dalam sesaat," demikian kisah yang tersebar kala itu.
Sekitar 40 pecahan batu angkasa ditemukan di area di tenggara Alexandria, di dekat kota Abu Hummus. W.F. Beratnya antara 20 gram hingga 1.813 gram -- dengan massa keseluruhan mencapai 10 kilogram.
Hume kemudian mengirimkan dua di antaranya ke Smithsonian Institution.
Kedua meteorit yang beratnya 117 gram and 52 gram tiba di Amerika Serikat pada Agustus 1911 dan menjadi salah satu koleksi Museum Sejarah Alam (Natural History Museum).
"Pada saat meteorit Nakhla jatuh, kami tidak tahu bahwa itu berasal dari Mars," kata Cari M. Corrigan, ahli geologi di Divisi Meteorit Natural History Museum. "Yang kami tahu saat itu adalah, meteorit itu berbeda dari umumnya."
Potongan-potongan meteorit Nakhla, yang dijuluki Nakhlites, berasal dari Mars.
Para ilmuwan bahkan mampu memprediksi lokasi Mars yang menjadi asal mula meteoroid.
Nakhlites adalah batuan beku yang kaya akan mineral augite -- yang menunjukkan bahwa batu tersebut terbentuk dari magma basaltik sekitar 1,3 miliar tahun yang lalu, ketika Mars masih aktif secara vulkanik.
Melalui analisis yang cermat terhadap usia kristalisasi batuan, juga terkait kronologi kawah di berbagai wilayah di Mars, para ahli menduga, meteorit Nakhla kemungkinan besar terbentuk di daerah vulkanik kuno Tharsis, Elysium atau Syrtis Major Planum.
Saksikan video menarik berikut ini:
Korban Nyawa Akibat Meteorit
Pada 2013, meteor besar meledak di langit Chelyabinsk, Rusia, menimbulkan kilatan dan gelombang kejut. Serpihan batu angkasa kemudian menghujani sebagian area, menyebabkan 1.000 orang cedera namun tak sampai merenggut korban jiwa.
Korban nyawa akibat jatuhnya meteorit juga pernah terjadi pada 15 Oktober 1972 malam.
Kala itu, seorang buruh tani di Trujillo, Venezuela, mendengar ledakan keras. Keesokan paginya, sebuah batu besar meteorit ditemukan menimpa seekor sapi yang mati. Leher dan tulang selangka binatang malang itu hancur.
Sejauh ini belum ada manusia yang dilaporkan menjadi korban tewas insiden jatuhnya meteorit.
Sebelumnya, pada 2016, sopir bus tewas seketika di dekat sebuah kampus teknik di Distrik Vellore, negara bagian Tamil Nadu di India Selatan. Diduga nyawanya melayang akibat meteroit yang jatuh dan mengenai tubuhnya.
Ia sempat diduga menjadi manusia pertama yang meninggal dunia akibat dampak benturan batu angkasa yang menyelonong ke Bumi.
Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, apapun yang bertanggung jawab menewaskan pria tersebut, asalnya bukan dari angkasa.
"Berdasarkan penilaian awal, berdasarkan foto yang di-posting online, tidak konsisten dengan sesuatu yang jatuh dari langit. Meteorit kecil tak memicu kebakaran atau menimbulkan ledakan saat menghantam tanah," kata NASA dalam pernyataannya, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Kamis (11/2/2016).
"Untuk membentuk sebuah kawah -- seperti yang diunggah di dunia maya -- akan membutuhkan meteorit seberat setidaknya beberapa kilogram."
Sepanjang sejarah, baru satu orang yang pernah terkena meteorit secara langsung.
Kala itu, pada 30 November 1954, Ann Hodges (34) yang tertidur di sofanya di rumahnya di Sylacauga, Alabama. Selembar selimut menutupi tubuh perempuan tersebut.
Tiba-tiba, meteorit sebesar 9 pon atau 4 kilogram menerobos langit-langit rumahnya, memantul ke radio, lalu mengenai pahanya.
Korban menderita luka memar parah. Di sisi lain, musibah tersebut membuatnya mendadak terkenal sekaligus terlibat sengketa dengan induk semangnya yang mengklaim sebagai pemilik batu angkasa itu.
Dalam foto yang dimuat di Time, Hodges terlihat sangat kesakitan. Namun, masalah sebenarnya untuk perempuan itu dimulai sejak itu.
Sengketa hukum dan perhatian media yang kelewat besar terhadap musibah yang menimpanya membuat Hodges terganggu secara mental dan fisik.
Dalam tulisan Phil Plait yang dimuat di Slate, Ann Hodges kemudian dilaporkan berpisah dari suaminya dan akhirnya meninggal dunia akibat gagal ginjal di sebuah rumah perawatan lansia. Kala itu usianya 52 tahun.
Meteorit itu jusru membawa keberuntungan bagi tetangganya, Julius Kempis McKinney. Petani itu menemukan fragmen lain dari meteorit yang sama yang melukai Ann Hidges.
McKinney menjual meteorit tersebut dengan harga mahal, sampai-sampai ia bisa membeli sebuah rumah dan mobil.
Selain jatuhnya meteorit Nakhla, sejumlah peristiwa menarik dalam sejarah juga terjadi pada tanggal 28 Juni.
Pada 1989, Kimeridze menemukan supernova SN 1989M di Galaksi Messier 58. Sementara, pada 28 Juni 1997, petinju Amerika Serikat, Mike Tyson, didiskualifikasi oleh WBA karena menggigit telinga Evander Holyfield ketika pertandingan baru berlangsung tiga ronde.
Advertisement