Liputan6.com, Washington DC - Aktor Arnold Schwarzenegger tergelitik untuk mengomentari konferensi pers yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Rusia Vladimir Putin di Helsinkin, Finlandia, namun bukan dalam cara yang baik.
Bintang Terminator dan mantan Gubernur California itu mengkritik Trump dalam sebuah video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya.
"Presiden Trump, saya baru saja melihat konferensi pers Anda dengan Presiden Putin dan itu memalukan. Maksud saya, Anda berdiri di sana seperti 'mie basah', seperti seorang penggemar kecil," kata Schwarzenegger dalam video itu, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Selasa (17/7/2018).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Sebutan "mie basah", oleh banyak warganet di AS, disebut serupa dengan sindiran "bermental lembek", meski Schwarzenegger tidak menyebut secara pasti maksud perandaiannya itu.
Para warganet menduga sindiran Schwarzenegger ditujukan pada sikap Donald Trump yang "menerima dengan mudah" penolakan Vladimir Putin terhadap tuduhan campur tangan dalam pemilu presiden AS 2016.
Dalam lanjutan video itu, Schwarzenegger menggoda Trump dengan menyebutnya seperti hendak meminta tanda tangan atau swafoto dengan Putin.
"Dia seperti menelanjangi habis komunitas intelijennya, sistem peradilan, dan yang terburuk dari semua adalah (menjual) negara kita selama konferensi pers," ujarnya mengkritik.
Schwarzenegger bukan satu-satunya anggota Partai Republik yang mencemooh kinerja presiden di Helsinki. Ketua DPR Paul Ryan, Senator Lindsay Graham, Senator John McCain, dan beberapa politisi konservatif lainnya menegur Presiden Trump karena mendukung pembelaan Putin, terkait tuduhan campur tangan pada pemilu 2016.
Simak video pilihan berikut:
Trump Dukung Putin
Setelah melakukan pembicaraan tatap muka perdana dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada Senin, 16 Juli 2018, Trump mengatakan tidak sependapat dengan apa yang dituduhkan oleh badan-badan intelijen AS, termasuk FBI.
Dikutip dari BBC, Donald Trump mengatakan tidak ada alasan bagi Rusia untuk ikut campur dalam pemungutan suara.
Di sampingnya, Putin turut menegaskan bahwa Rusia tidak pernah sekalipun ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri Amerika Serikat.
Sedikit kilas balik, badan-badan intelijen AS menyimpulkan pada 2016 bahwa Rusia terlibat dalam upaya mengubah skala pemilu Negeri Paman Sam terhadap kandidat Hillary Clinton. Hal itu, menurut FBI, dilakukan melalui serangan siber dan bombardir berita palsu (hoaks) di media sosial.
Sebelum berlangsungnya pertemuan di Helsinki, beberapa politisi AS menyerukan agar Presiden Trump membatalkan agenda tersebut, menyusul putusan dakwa terhadap 12 agen intelijen militer Rusia pekan lalu, yang dituduh melakukan sabotase kampanye pilpres kandidat Demokrat, Hillary Clinton.
Menanggapi hal itu, Putin menawarkan para penyidik AS mengunjungi Rusia untuk melakukan investigasi mandiri secara langsung ke pihak-pihak yang diduga terlibat dalam tuduhan terkait.
Putin menegaskan bahwa, sebagai imbalannya, Rusia menginginkan akses yang sama kepada orang-orang di AS yang dicurigai melakukan tindakan kriminal serupa.
Advertisement