Serangan Kelompok Militan di Nigeria Tewaskan 30 Orang Tentara

Sebanyak 30 orang tentara Nigeria dilaporkan tewas dalam sebuah serangan kelompok militan di kawasan terpencil di negara tersebut.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 02 Sep 2018, 13:04 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2018, 13:04 WIB
Tentara Nigeria bersiaga menghadapi serangan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS dan Boko Haram (AP)
Tentara Nigeria bersiaga menghadapi serangan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS dan Boko Haram (AP)

Liputan6.com, Abuja - Serbuan kelompok militan Islam dilaporkan menewaskan hingga 30 tentara di pangkalan militer di kawasan timur laut Nigeria, di mana hal tersebut merupakan salah satu serangan terbesar tahun ini.

Sumber-sumber keamanan mengatakan pada Sabtu 1 September, bahwa serangan pada hari Kamis itu dilakukan oleh sekelompok orang yang dicurigai berasal dari cabang ISIS di Afrika Barat, tepatnya di sebuah pangkalan di desa Zari di negara bagian Borno.

"Pertempuran berlangsung sekitar dua jam dan rekan-rekan kami melawan mereka, tetapi keadaan menjadi buruk sebelum jet tempur tiba. Kami kehilangan sekitar 30 tentara kami dan sekitar 10 orang terluka," kata seorang sumber militer yang tidak ingin disebut namanya, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Minggu (2/9/2018).

Sumber lain, yang juga tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan 20 hingga 30 tentara telah tewas dalam serangan mendadak tersebut.

Rincian terkini tentang serangan dan korban tewas serta luka, baru muncul beberapa hari kemudian, dikarenakan terjadi di wilayah terpencil dekat perbatasan Nigeria dengan Niger.

Serangan itu, di pusat pemerintahan lokal Borno, Guzamala, merupakan pukulan terakhir bagi upaya Nigeria untuk mengalahkan pemberontakan oleh Boko Haram dan ISWA.

Awal pekan ini, pejabat pemerintah Nigeria memerintahkan ribuan pengungsi untuk kembali ke Guzamala, daerah yang dianggap oleh lembaga bantuan tidak aman, karena tekanan meningkat untuk menunjukkan kemajuan dalam perang melawan gerilyawan menjelang pemilihan presiden.

Presiden Muhammadu Buhari --yang juga merupakan mantan jenderal-- memenangkan pemilihan presiden Nigeria pada 2015, setelah bersumpah untuk menghancurkan militan Islam. Dia akan dilantik untuk masa jabatan kedua pada Februari mendatang.

 

* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

Kembali Berperang Melawan Kelompok Militan

Tentara Nigeria memerangi kelompok militan. (AFP)
Tentara Nigeria memerangi kelompok militan. (AFP)

Sementara itu pada bulan Juli, komandan keempat dalam 14 bulan operasi kontra militan diberi mandat untuk memimpin kembali perang akibat sejumlah kekalahan memalukan, meski pemerintah mengatakan sejak akhir 2015, bahwa kelompok sempalan ISIS di wilayah itu telah dikalahkan.

Pada pertengahan bulan yang sama, sejumlah tentara Nigeria dilaporkan hilang setelah bentrokan dengan gerilyawan di daerah Bama Borno. Sumber-sumber militer mengatakan pasukan dikhawatirkan tewas.

Pada tahun 2016, ISWA --nama cabang ISIS Afrika Barat-- berpisah dari Boko Haram, kelompok jihadis yang telah menewaskan lebih dari 30.000 orang di wilayah itu sejak tahun 2009, ketika meluncurkan pemberontakan untuk menciptakan negara Islam.

Serangan Zari menyoroti tantangan untuk mengamankan kawasan timur laut Nigeria, beberapa bulan sebelum pemilihan Februari, di mana keamanan disebut menjadi isu krusial selama kampanye.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya