Mengapa Menggaruk di Anggota Tubuh yang Gatal Terasa Begitu Nikmat?

Ilmuwan memaparkan tentang hubungan antara gatal dan menggaruk tubuh, yang bisa menimbulkan sensasi kenikmatan luar biasa.

oleh Afra Augesti diperbarui 15 Okt 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2018, 21:00 WIB
Gigitan serangga - menggaruk (iStock)
Ilustrasi gigitan serangga - menggaruk (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Gatal yang melanda tubuh atau anggota badan, kerap dianggap sebagai maasalah yang mengganggu dan menyebalkan. Beberapa orang bahkan merasa frustasi karenanya, terutama jika bagian yang digaruk justru bertambah parah.

Tetapi ada gangguan tertentu yang bisa mengakibatkan gatal menjadi tak terkendali.

Dalam sebuah studi kasus, seorang wanita merasakan gatal di kulit kepala. Alih-alih menggaruknya, perempuan tersebut justru melukai kepalanya sendiri.

Jadi dari mana gangguan ini berasal? Semuanya kembali ke tempat pertama gatal itu muncul.

Gatal adalah sensasi aneh yang belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan.

Sensasi gatal secara teknis dikenal sebagai pruritus (rasa gatal yang intens) dan merupakan cara tubuh untuk melindungi kulit dari parasit dan penumpukan sel-sel mati.

Kulit adalah garis pertahanan pertama manusia yang selalu berhubungan dengan dunia luar. Jadi masuk akal jika kulit mengembangkan beberapa cara unik agar sistem kekebalan tubuh tetap utuh.

Hal ini sekaligus menjelaskan, mengapa gatal seperti menjalar di kulit dan menyebar luas.

Meski demikian, hal tersebut tidak menjelaskan mengapa gatal menghasilkan sensasi yang unik dan menjengkelkan.

Hingga satu dekade yang lalu, para ilmuwan benar-benar berpikir bahwa gatal hanyalah jenis nyeri ringan semata. Tetapi kini, para ahli tahu bahwa gatal sebenarnya memiliki sirkuit spesifiknya sendiri, yang melibatkan unsur kimia dan sel dalam tubuh.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Garukan

Gigitan serangga - menggaruk (iStock)
Ilustrasi gigitan serangga - menggaruk (iStock)

Ternyata banyak yang berpendapat bahwa menggaruk adalah kegiatan yang terasa begitu enak.

Periset menjelaskan, menggaruk bisa menimbulkan sinyal rasa sakit tingkat rendah untuk kemudian "ditembak" ke otak dan menimpa sinyal rasa gatal, lalu memberi kita sensasi lega.

Itu sebabnya, mencubit atau menampar tempat yang gatal juga bisa dirasa nikmat.

Sayangnya, beberapa sel atau saraf yang melepaskan unsur kimia, khususnya serotonin (senyawa yang terdapat di otak, usus, dan platelet darah yang berperan sebagai neurotransmiter dan merangsang vasokonstriksi dan kontraksi pada otot polos), sebenarnya dapat mempermudah sinyal gatal untuk muncul kembali.

Inilah penyebab umum mengapa menggaruk justru akan membuat Anda lebih gatal.

Kerusakan pada saraf yang terlibat dalam siklus di atas juga dapat menyebabkan rasa gatal yang tak terkendali, tanpa stimulus apa pun.

Ada banyak alasan mengapa hal ini terjadi. Beberapa di antaranya dapat disebabkan oleh infeksi virus yang mempengaruhi sistem saraf, seperti gatal postherpetic (gatal dan mati rasa) yang dapat dipicu oleh shingles atau herpes zoster (cacar api).

Ada juga kondisi seperti pruritus brachioradial (sensasi gatal yang hebat pada lengan, biasanya antara pergelangan tangan dan siku dari salah satu atau kedua lengan) dan pruritus aquagenik yang disebabkan setelah seseorang berkontak dengan air.

Beberapa kasus sebenarnya terkait dengan kondisi langka, di mana tubuh memiliki terlalu banyak sel darah merah.

Semua gangguan ini dapat membuat seseorang merasa gatal, bahkan tanpa sebab yang jelas seperti digigit serangga, terkena getah tanaman, atau alergi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya