Vatikan Desak Uskup AS Tunda Langkah Atasi Krisis Pelecehan Seksual

Vatikan telah meminta Konferensi Para Uskup Amerika untuk menunda pemungutan suara tentang langkah-langkah baru guna menanggapi krisis pelecehan seksual.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 09:31 WIB
Aksi protes menuntut Vatikan menguak kasus penculikan paling misterius di Italia (AP/Andrew Medhicini)
Aksi protes menuntut Vatikan menguak kasus penculikan paling misterius di Italia (AP/Andrew Medhicini)

Liputan6.com, Vatikan - Vatikan telah meminta Konferensi Para Uskup Amerika untuk menunda pemungutan suara tentang langkah-langkah baru, guna menanggapi krisis pelecehan seksual yang mengguncangkan Gereja Katolik di seluruh dunia.

Dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (14/11/2018), Pengumuman mencengangkan ini dibuat pada Senin lalu saat pembukaan pertemuan nasional para uskup Amerika di Baltimore, Maryland.

Kardinal Daniel DiNardo dari Texas mengatakan, Vatikan meminta para Uskup menunggu sampai Vatikan mengadakan pertemuan pada Februari dengan uskup-uskup seluruh dunia.

DiNardo mengatakan, dia kecewa dengan keputusan Vatikan itu, tetapi, berharap bahwa konsultasi tambahan pada akhirnya akan memperbaiki tanggapan gereja terhadap krisis ini.

Para Uskup Katolik Amerika tadinya merencanakan perdebatan dan pemungutan suara untuk beberapa langkah dalam rangka menanggapi situasi.

 

Saksikan video terkait Vatikan di bawah ini:

Paus Fransiskus Setujui Pengunduran Diri Kardinal Wuerl

Mantel Paus Fransiskus
Paus Fransiskus sedang memberikan ceramah pada acara audiensi umum di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Rabu (16/5). Jubah Paus berkali-kali diterbangkan oleh angin saat berbicara di hadapan publik. (AFP PHOTO/Andreas SOLARO)

Paus Fransiskus telah menyetujui pengunduran diri Kardinal Washington Donald Wuerl yang terimbas skandal pelecehan seksual yang mengguncang Gereja Katolik Roma.

Wuerl menggantikan Kardinal Theodore McCarrick, Uskup Agung Washington DC, yang dituduh berperilaku seksual tidak senonoh.

Akan tetapi Wuerl diawasi karena caranya menangani kasus-kasus pelecehan seksual sewaktu ia menjadi uskup Pittsburgh, Pennsylvania, antara tahun 1988 dan 2006.

Grand jury di Pennsylvania Agustus lalu mendapati bahwa lebih dari 300 rohaniwan Katolik melakukan pelecehan seksual terhadap sedikitnya 1.000 anak-anak selama 70 tahun ini dan para pemimpin gereja berusaha sekuat tenaga untuk menutup-nutupinya.

Wuerl membantah tuduhan grand jury bahwa ia melindungi rohaniwan yang melakukan pelecehan. Wuerl mengatakan ia bertindak dengan “hati-hati, dengan memperhatikan para korban dan untuk mencegah tindak pelecehan pada masa mendatang.”

Wuerl yang akan berusia 78 tahun bulan November, secara teknis mengajukan permohonan mengundurkan diri pada usia 75, usia normal untuk pensiun bagi para uskup dan kardinal. Akan tetapi Paus Fransiskus tidak menyetujui pengunduran diri Wuerl ketika itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya