Liputan6.com, Jakarta - Nelayan Rusia Roman Fedortsov memiliki kebiasaan menarik makhluk menjijikkan dan aneh dari laut dalam. Terbaru, pria itu berhasil menangkap cacing laut yang "tersenyum", namun, dengan mimik yang menakutkan.
Dalam video yang diunggah Fedortsov di Twitter pekan lalu, bagian kepala cacing laut itu tampak menunjukkan raut wajah yang berubah-ubah, hingga pada satu titik, menunjukkan mimik seakan tersenyum seperti makhluk dalam film-film fiksi sains atau horor.
Advertisement
Baca Juga
Video yang diunggah Fedortsov pun dilengkapi dengan suara latar bernada melengking, seolah-olah cacing itu mengeluarkan jeritan kala tersenyum. Tapi suara tersebut bukan berasal dari hewan melata itu.
Sometimes in trawl I find this one.If this creature COULD SCREAM, it WOULD SCREAM like this...I think so...Turn on the sound)Иногда в трале я нахожу такое. Если бы это существо могло кричать, то оно кричало бы так...Я так думаю...Смотреть со звуком pic.twitter.com/FUiondmWz1
— Роман Федорцов (@rfedortsov) November 14, 2018
Namun, Fedortsov mengatakan dalam tweet-nya, "Jika makhluk itu bisa berteriak, ia akan berteriak seperti ini," tulisnya, seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Kamis (22/11/2018).
Tapi ternyata, menurut Mark Siddall, seorang kurator di American Museum of Natural History, Divisions of Invertebrate Zoology, cacing dalam video Fedortsov tak benar-benar tersenyum.
Seperti dikutip dari LiveScience, apa yang sekilas dipersepsikan sebagai senyuman, hanyalah efek sudut kamera dalam proses perekaman dan bukan anatomi sesungguhnya dari hewan melata tersebut.
Apa yang tampak sebagai "kepala" cacing adalah, pada kenyataannya, faring yang dapat ditarik yang --bersama dengan rahangnya-- dapat berkontraksi untuk mengambil makanan. Ketika faring ini diselipkan ke tubuh cacing, wajahnya terlihat tersenyum.
Cacing dalam video Fedortsov adalah polychaete, atau cacing bulu laut. Dinamakan demikian karena mereka memiliki bulu kecil yang disebut chaetae di sekitar tubuh mereka, yang membantu mereka dengan cepat bergerak di laut, merayap di liang-liang karang, atau berenang, menurut National History Museum of Los Angeles County.
Lebih khusus lagi, cacing itu mungkin masuk dalam keluarga nereids, menurut Mark Siddall.
Polychaetes muncul dalam berbagai ukuran dan bentuk dan hidup di berbagai habitat dari lubang hidrotermal ke terumbu karang.
Jadi, cacing-cacing tersenyum dan bergerombol itu kemungkinan ada di seluruh habitat laut, meskipun mungkin sayangnya, tidak benar-benar tersenyum.
Simak video pilihan berikut:
Penampakan Cacing Misterius Tertua di Dunia
Di lain kabar, baru-baru ini, para ilmuwan menemukan cacing tertua dan terbesar di dunia yang awalnya diperkirakan telah punah.
Cacing dengan nama latin Kuphus polythalamia ini memiliki panjang 1,5 meter dan ditemukan dalam cangkang panjang. Penemuan cacing ini merupakan kabar gembira bagi dunia ilmu pengetahuan karena tak ada yang menyangka masih ada satu yang bertahan.
Melansir dari situs Smithsonian, cacing yang memiliki tubuh besar ini memiliki sistem metabolisme khusus yang mengubah zat tertentu seperti karbon menjadi makanannya. Bahkan cacing ini bisa mencerna kayu untuk diubah menjadi hidrogen sulfida dan menjadi makanan bakteri di insangnya.
Dengan adanya sistem metabolisme khusus tersebut, tak heran cacing ini tak banyak makan. Cacing yang hidup di lumpur dasar laut ini diklaim masih satu kerabat dengan jenis kerang.
Seperti kerang, cacing Kuphus tinggal di cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat yang disekresikan. Saat ditemukan, cacing ini masih berada di dalam cangkang.
Untuk mencari tahu lebih banyak tentang cacing langka ini, para ilmuwan kemudian mengeluarkan cacing ini dari cangkang dengan hati-hati. Saat dikeluarkan, barulah terlihat tubuh gelap dan lembek dari cacing tersebut. Kini, para ilmuwan masih mendalami lebih jauh anatomi cacing Kuphus.
Advertisement